Makanan Simbol Keberuntungan Dan Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Saat Tahun Baru Imlek
Saat merayakan Tahun Baru Imlek, makanan memiliki peranan penting. Makanan tertentu yang dihidangkan saat Imlek merupakan simbol keberuntungan.
Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Eviera Paramita Sandi

Kocok ayakan untuk membiarkan tepung menempel pada bola.
4. Mie Panjang Umur
Mie ini memiliki simbol umur yang panjang.
Mie Panjang Umur adalah makanan khusus untuk Tahun Baru China.
Mereka biasanya dimakan pada festival penting atau ulang tahun seseorang, terutama untuk orang tua.
Makan mie panjang umur di Tahun Baru melambangkan bahwa semuanya akan lancar di tahun mendatang.
Biasanya mie dimasak dengan cara direbus.
Mie umur panjang dibuat oleh satu mie tunggal dan terus menerus.
Anda harus memakannya dari awal sampai akhir dan jangan mematahkannya saat makan, atau harapan baik akan rusak.
5. Wonton
Wonton menjadi simbol dari datangnya kekayaan.
Wonton juga merupakan jenis hidangan keberuntungan yang dapat ditemukan di daftar makanan Tahun Baru China.
Seperti pangsit, Wonton populer selama Tahun Baru China karena bentuknya, yang seperti ingot perak China.
Biasanya hidangan ini dimasak dengan cara direbus.
Orang-orang percaya bahwa makan wonton dapat membawa kekayaan dan harta.
Di sisi lain, Ponton dalam bahasa China memiliki pengucapan yang sama dengan "Hundun", yang berarti awal.
Makan Wonton di Tahun Baru melambangkan keinginan awal yang baik.
6. Spring Rolls
Spring Rolls menjadi simbol kekayaan dan awal yang baru.
Spring Rolls adalah makanan untuk menyambut musim semi sangat umum untuk menikmatinya selama Festival Musim Semi.
Sayuran segar atau bahan-bahan di dibungkus di dalamnya.
Orang memakannya untuk menyambut musim semi baru.
Hidangan ini diolah dengan cara digoreng.
Hasil masakan yang berwarna keemasan menunjukkan kekayaan dan harta, yang juga berarti awal yang baru.
7. Kue beras ketan (Niangao)
Kue beras ketan memiliki arti peningkatan dalam karir dan juga penghasilan.
Sebagai salah satu makanan tradisional Tahun Baru Imlek, kue beras ketan dengan sejarah 1.500 tahun pada awalnya digunakan untuk menyembah para dewa dan leluhur.
Banyak dimakan di berbagai kota di China.
Makanan ini terbuat dari bubuk beras ketan tetapi memiliki variasi bahan dan rasa.
Jujube Niangao dan Niangao putih di Beijing, kue beras kuning di Shanxi, kue beras pabrik air di Ningbo, Guangdong Niangao dengan gula merah, dan Niangao goreng dengan iga di Shanghai.
Pengolahan makanan ini bisa dengan cara dikukus, digoreng, atau bisa juga direbus untuk dijadikan sup.
Pelafalan Kue China, Niangao, memiliki makna homofon 'peningkatan kesejahteraan tahun demi tahun.
Memberi orang harapan baru akan peningkatan kinerja dalam karier dan studi.
Selain menghidangkan makanan yang merupakan simbol keberuntungan, saat Tahun Baru Imlek ada pula makanan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh etnis Tionghoa.
Dilansir dari kompas.com, Aji Chen Bromokusomo dari Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia atau juga peneliti budaya dan kuliner Tionghoa mengatakan makanan seperti bubur dan makanan yang berkulit tajam adalah mkanan yang tidak boleh di makan saat Imlek.
“Saat Imlek, ada makanan yang tidak boleh ada. Seperti bubur, dan makanan yang berkulit tajam, misalnya salak,” kata Aji.
Ia menjelaskan, sajian bubur dianggap memiliki pengharapan yang buruk.
“Bubur dianggap seperti orang susah atau orang miskin. Bubur itu kan nasi yang sudah terlanjur menjadi bubur,” kata dia.
Selain bubur, makanan dengan kulit yang tajam pun tidak boleh dikonsumsi.
Menurut Aji, kulit makanan yang tajam ini memiliki makna seperti tantangan yang mempersulit kehidupan.(*)