Menteri Perdagangan AS Katakan Virus Corona di China Dapat Beri Keuntungan untuk Mereka
Menteri Perdagangan Amerika Serikat ( AS) Wilbur Ross berkata, virus corona yang tengah melanda China bisa mengembalikan pekerjaan di Amerika Utara
TRIBUN-BALI.COM - Virus Corona sampai saat ini masih menjadi topik hangat di masyarakat.
Ratusan korban dinyatakan meninggal dan ribuan orang terjangkit virus corona.
Virus tersebut kini telah tersebar di berbagai negara lainnya di luar China.
Selain membawa dampak negatif, ternyata virus corona juga memberikan dampak positif.
• Bruno Fernandes Resmi Gabung Manchester United dari Sporting CP
• Takut Akan Penyebaran Virus Corona, Sebuah Hotel di Bali Tolak Kedatangan Wisman Tiongkok
• Akibat Diterjang Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Tumbang Capai Puluhan Kasus di Karangasem
Menteri Perdagangan Amerika Serikat ( AS) Wilbur Ross berkata, virus corona yang tengah melanda China dan dunia bisa menguntungkan mereka.
Tak pelak, pernyataan politisi asal Weehawken, New Jersey, soal penyakit yang dinyatakan darurat internasional itu menuai kritik.
Kepada Fox Business TV, Ross menerangkan bahwa wabah virus corona di China "sangat disayangkan".
Namun di sisi lain, membuat pelaku bisnis berpikir dua kali untuk beroperasi di sana.
"Saya sedang tak ingin berbicara soal keuntungan dari kejadian tak menyenangkan ini. Namun, momen ini bisa memberi pandangan lain bagi pebisnis," ujarnya.
"Jadi saya pikir, (virus corona) bisa mengembalikan pekerjaan di Amerika Utara, mungkin sebagian di AS. Mungkin juga di Meksiko," lanjut Ross.
Dilansir AFP Kamis (30/1/2020), ucapan menteri 82 tahun itu menuai kritik, baik dari media sosial maupun dari pakar kesehatan.
"Dia membuat komentar tak bertanggung jawab di luar bidang keahliannya," ujar Georges Benjamin dari Asosiasi Kesehatan Publik AS (APHA).
Diwawancarai The Washington Post, Benjamin menuturkan Ross sama sekali tidak mendasarkan klaimnya pada bukti-bukti ilmiah.
Pemerintah China telah mengumumkan bahwa virus Wuhan, diambil dari nama kota tempat pertama kali penyakit itu muncul, sudah membunuh 212 orang.
Selain itu, virus yang disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) tersebut sudah menjangkiti lebih dari 7.700 orang di Negeri "Panda".