Kementerian PUPR Bangun Hunian Sementara di Rendang Karangasem

Kementerian PUPR Bangun Hunian Sementara di Rendang Karangasem, Dibangun Untuk Pengungsi Jika Seandainya Terjadi Erupsi Gunung Agung.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Saiful Rohim
Foto : Bentuk hunian sementara (huntara) yang dibangun Kementerian PUPR, Senin (3/2/2020) . Huntara dibanguan untuk pengungsi erupsi Gunung Agung. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Pusat Penelitian & Pembangunan, Kementerian Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun hunian sementara (huntara) di sekitar Banjar Bangbang, Desa / Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.

Pembangunan hunian sementara tersebut dilakukaan sejak akhir tahun 2019 lalu.

Kabid Perumahan, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Karangasem, Gede Sutama mengaku, hunian sementara dibangun untuk pengungsi jika seandainya terjadi erupsi Gunung Agung.

Mengingat hingga kini kondisi Gunung Agung belum stabil, alias masih berstatus level III, dan kegempaan masih ada.

Warga Setor Rp 1 Juta Dijanjikan Dapat 1 M, Program Noto Rogo di Tabanan Ditelusuri Polisi

Sekretariat DPRD Karangasem Gelar Studi Banding ke DPRD Sidoarjo dan Surabaya

Meski Berhasil Tampil Baik, Pemain Bali United Kadek Agung Sebut Akan Perbaiki Kekurangan

"Kementrian PUPR mmbangun satu unit huntara di Desa Rendang. Bangunan huntara sebagai contoh. Huntara dibangun sekitar lahan asset Pemerintah Provinsi Bali di Desa / Kecamatan Rendang,"ungkap Kabid Perumahan, Gede Sutama, Senin (3/2/2020) kemarin.

Huntara dibangun dilahan seluas 0.5 hektare.

Luas bangunannya sekitar 18 x 6 meter.

Hunian sementara yang dibangun berisi sekitar 12 kamar, cukup untuk menampung sekitar 30 - 50 orang pengungsi.

Bangunan permanen tersebut dinamakan RISHA (Rumah Instant, Sederhana, Sehat).

Bangunan itu juga sudah layak ditempati.

"Bangunan huntara ini dalam waktu dekat dihibahkan ke Pemda Karangasem. Kapan waktu penyerahanya masih belum dipastikan. Untuk seementara huntara dikosongkan lantaran tidak ada pengungsi. Huntara dibangun untuk pengungsi,"tambah Sutama.

Sutama belum memastikan apakah Kementerian PUPR kembali membangun huntara di Karangasem atau tidak.

Ia berkata, pemerintah telah mengusulkan agar kementerian membangun hunian sementara kembali di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem sesuai rencana sebelumnya.

Sebelumnya, Kementrian PUPR berencana membangun huntara di dua lokasi.

Pertama di Desa Nongan luas lahan 1.27 hektre, dan di Desa Rendang 86 are.

Lahan yang dipakai yakni asset Provinsi Bali.

Rencananya huntara bisa menampung sekitar 1.000 - 1.200 jiwa pengungsi dari Kecamatan Selat, Rendang.

Daerah ini dipilih karena berdekatan dengan fasilitas pendukung.

Diantaranya jaringan listrik, ketersediaan air bersih untuk kebutuhan tiap hari, akses infrastruktur bagus, dan toilet.

Pemerintah Provinsi bersama Kementerian PUPR beberapa kali meninjau serta melakukan pengukuraan disekitar lokasi tersebut.

"Semoga setelah ini ada pembangunan huntara baru sekitar Desa Nongan. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Karangasem sudah usulkan, suratnya juga sudah diserahkan ke Kementerian PUPR. Harapannya usulan bisa segera terealisasi,"harap Sutama.

Saat ini status Gunung Agung berada di level III (Siaga).

Dampaknya terasa diradius sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Agung.

PVMBG merekomendasi agar warga, pendaki tak beraktivitas di zona perkiraan bahaya.

Aktivitas kegempaan masih ada.

Diantaranya hembusan, tektonik, vulkanik.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved