Rumah Sakit Khusus Penderita Virus Corona di Hubei China, Dibangun 7 Ribu Pekerja dalam 10 Hari

Rumah sakit khusus penderita virus corona atau novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) rampung dibangun di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Editor: Ady Sucipto
Xinhua.net
Rumah sakit pertama khusus pasien terinfeksi virus corona di kota Wuhan, provinsi Hubei, China Tengah, bernama Huoshenshan rampung kerjakan kilat selama 8 hari. 

Rumah Sakit Virus Corona di China Beroperasi

Dibangun 7.000 Pekerja dalam 10 Hari

TRIBUN-BALI.COM, -- Pembangunan rumah sakit ini terbilang sangat kilat, hanya memakan waktu 10 hari.

Rumah Sakit Huoshenshan  mulai dibangun pada 23 Januari dan diserahterimakan pada Minggu (2/2).

Rumah sakit khusus penderita virus corona atau novel coronavirus 2019 (2019-nCoV)  rampung dibangun di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Rumah sakit itu bahkan sudah beroperasi dan menerima pasien pertamanya.

Total ada 1.400 staf medis dari Angkatan Bersenjata ditugaskan menangani para pasien coronavirus di Rumah Sakit Huoshenshan sejak Senin (3/2).

Paramedis terdiri dari 950 orang dari rumah-rumah sakit yang terafiliasi dengan militer China, People's Liberation Army (PLA), dan 450 orang dari universitas-universitas kedokteran Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara PLA yang telah dikirimkan ke kota Wuhan sebelumnya.

Pembangunan rumah sakit ini terbilang sangat kilat, hanya memakan waktu 10 hari.

Rumah Sakit Huoshenshan (Fire God Mountain) mulai dibangun pada 23 Januari lalu dan diserahterimakan pada Minggu (2/2).

Menurut kantor berita China, Xinhua, Rumah Sakit ini dibangun oleh 7.000 kru, tukang ledeng, ahli listrik dan sejumlah ahli lainnya.

Rumah sakit darurat ini dibangun meniru desain rumah sakit Xiaotangshan yang dibangun di pinggiran Beijing saat wabah SARS melanda China pada tahun 2003.

Saat itu otoritas Beijing membangun RS Xiaotangshan hanya dalam waktu seminggu, yang menjadi rekor tercepat dalam sejarah konstruksi.

Rumah Sakit Huoshenshan didirikan di atas lahan seluas 34 ribu meter persegi di pinggir Danau Caidian Zhiyin, Wuhan.

Rumah sakit ini dibangun menggunakan bahan jadi atau prefabricated material.

Jadi, panel-panel dinding, jendela, hingga atap sudah dibuat sebelumnya dan tinggal dirakit oleh para pekerja.

Rakitan ini yang akhirnya menjadi satu kesatuan bagian bangunan yang menyerupai kontainer medis.

Kontraktor proyek sebelumnya sempat menganggap misi pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan dalam waktu 10 hari adalah proyek 'impossible' alias mustahil.

Meski berbentuk rumah sakit sementara, namun 'mission impossible' itu harus dilaksanakan dalam waktu yang terbatas.

”Untuk proyek skala ini biasanya membutuhkan setidaknya dua tahun,” kata Manajer Proyek Third Construction Co Ltd, Fang Xiang, dari China Construction Bureau of Third Engineering Bureau.

”Butuh setidaknya sebulan untuk membangun sebuah bangunan sementara, belum lagi rumah sakit baru untuk penyakit menular,” imbuhnya.

Rekan kerja Fang, Shen Kai, menjelaskan pihaknya menghabiskan waktu setidaknya lima jam untuk rencana desain rumah sakit dan membuat konsep desain dalam waktu 24 jam.

Pembangunan rumah sakit ini melibatkan tiga perusahaan konstruksi.

 ”Saya tidak pernah terlibat dalam tugas mendesak seperti ini, dan saya belum pernah melihat begitu banyak perusahaan yang terlibat dalam satu proyek.

Ini adalah pekerjaan yang sulit, tapi kami harus berusaha sebaik mungkin” kata Shen.

Selain itu, Biro Konstruksi Perkotaan dan Pedesaan Wuhan tak menampik adanya kendala terkait pekerja dan ahli konstruksi yang didatangkan dari pelosok negeri.

Pemerintah Wuhan kesulitan menyediakan makanan dan tempat tinggal yang memadai bagi para pekerja.

Terletak di sanatorium dekat Danau Zhiyin di barat daya Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan jauh dari pusat kota.

Keuntungan dari daerah ini adalah sudah memiliki sistem transportasi dan saluran pipa yang memadai.

Sanatorium juga sudah memiliki ruang makan dan asrama yang siap untuk memberikan layanan.

Surat kabar pemerintah China, Yangtze Daily, menyebut  rumah sakit ini terdiri dari 60.000 meter persegi (600.000 kaki persegi) ruang isolasi, serta memiliki 30 unit perawatan intensif.

Rumah sakit ini juga mampu menampung hingga 1.000 pasien.

Nantinya, seluruh penderita virus corona akan dirawat di rumah sakit ini.

Selain Huoshenshan, pemerintah China juga membangun rumah sakit khusus virus corona lainnya di Wuhan, yakni Rumah Sakit Leishanshan yang berkapasitas 1.500 tempat tidur.

Rumah Sakit Leishenshan diprediksi akan mulai digunakan pada 6 Februari 2020.

Pembangunan dua rumah sakit ini sendiri bermula dari kekhawatiran akibat meningkatkan jumlah pasien virus corona yang drastis di Wuhan pada 23 Januari lalu, dari 495 orang menjadi 4.109 orang.

Meningkatnya jumlah pasien secara mengejutkan ini berdampak pada kurangnya fasilitas medis di Wuhan, khususnya untuk tempat tidur. Banyak pasien yang harus tinggal di rumah untuk karantina dan perawatan.  (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved