Dinas Pertanian Denpasar Imbau Peternak Babi Tak Tambah Bibit Baru, 45 Ekor Babi Mati
Dinas Pertanian Denpasar Imbau Peternak Babi Tak Tambah Bibit Baru, 45 Ekor Babi Mati, Sebanyak 50 Persen populasi Babi Sudah Menurun.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Pertanian Kota Denpasar meminta para peternak babi di Kota Denpasar, Bali tidak menambah bibit baru.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus ASF yang belakangan membuat beberapa babi mati di beberapa wilayah di Bali.
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra menyebut dari 20.000 populasi babi yang ada di Kota Denpasar, sebanyak 50 persen sudah menurun.
Penurunan ini dikarenakan sudah banyak yang dijual.
• Partai Demokrat Dukung Gibran Anak Jokowi di Pilkada Solo Atas Restu SBY
• Kisah Sriartini, Sempat Sandingkan Pelinggih Surya Dengan Kloset
• Arapenta Tambah Pengalaman Saat Uji Coba, Berharap Bali United Sukses Tahun Ini
"Yang jelas dari 20.000 populasi babi di Kota Denpasar sudah menurun sekitar 50 persen karena babinya sudah lebih banyak dijual, sementara penambahan bibit baru belum dianjurkan," katanya.
Ambara menambahkan, dari bulan Desember kini, jumlah babi yang mati dan terdata di Dinas Pertanian yakni 45 ekor.
Untuk penangan pihaknya tetap mengadakan KIE dimana peternak harus sebisa mungkin mekaksanakan biosekuriti, dekontaminasi dengan desinfektan, depopulasi, memasak pakan swill feeding, juga membatasi lalu lintas hewan.
"Dinas juga bantu obat desifektannya," katanya.
Walaupun demikian pihaknya memastikan babi di Denpasar menjelang Hari Raya Galungan masih aman dari virus.
Ia berkata, kematian itu tidak secara mendadak karena virus yang meresahkan peternak seperti ASF, melainkan karena penyakit kolera dan kondisi babi.
Populasi ternak di Denpasar sekitar 20 ribu babi yang dipelihara oleh 200 ternak.
Namun, angka kematian di Denpasar hanya 1,5 persen sedangkan angka kesakitan hanya 1,99 persen.
Kata Ambara, pihaknya baru khawatir jika angka kematian babi di Denpasar lebih dari 35 persen.
Namun, untuk saat ini kematian di Denpasar cukup rendah, sehingga tidak mengkhawatirkan peternak.
Ambara menyarankan, untuk masyarakat yang akan memotong babi jelang Galungan sebaiknya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) karena langsung bisa di cek kesehatan hewan dan dagingnya.