Kronologi Perempuan Asal Indonesia Positif Tertular Virus Corona di Singapura, Begini Awal Mulanya

Singapura mencatat kasus penularan lokal Novel Coronavirus pertama di negaranya, Selasa (4/2). Satu di antaranya terjadi pada seorang tenaga kerja

Editor: Ady Sucipto
Dok Humas Bandara I Gusti Ngurah Rai
Petugas operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengenakan alat pelindung diri (APD) sejak Selasa (4/2/2020) lalu. APD ini mulai dari kacamata, masker N95, sarung tangan hingga cairan pembersih tangan. 

Perempuan Asal Indonesia Ini Positif Tertular Virus Corona di Singapura, Begini Awal Mulanya

TRIBUN-BALI.COM, -- Singapura mencatat kasus penularan lokal Novel Coronavirus pertama di negaranya, Selasa (4/2). Satu di antaranya terjadi pada seorang tenaga kerja (TKI) asal Indonesia.

Perempuan tersebut berusia 44 tahun. Dia bekerja sebagai asisten rumah tangga dan tidak punya riwayat bepergian ke China.

Perempuan itu bekerja untuk sebuah keluarga di Jalan Bukit Merah, Singapura.

Dia mengalami gejala penularan virus Corona pada Minggu (2/1) dan tidak keluar dari rumah sejak saat itu. Dia melapor ke Singapore General Hospital pada Senin (3/2).

Kedutaan Besar RI (KBRI) di Singapura membenarkan seorang TKI positif terpapar virus corona.  KBRI Singapura menyampaikan, TKI berusia 44 tahun itu tidak memiliki riwayat bepergian ke daratan China.

Perempuan ini bekerja di rumah yang dihuni seorang perempuan warga negara Singapura berusia 28 tahun.

Perempuan ini pun tidak memiliki riwayat bepergian ke China.

Dia bekerja sebagai staf penjualan di Yong Thai Hang, sebuah toko produk-produk kesehatan China di Cavan Road, Lavender.

Kawasan ini sering dikunjungi  wisatawan dari China.

TKI ini mengalami radang tenggorokan dan demam pada 29 Januari 2020.

Dia menjalani pemeriksaan di Tan Tock Seng Hospital sehari kemudian. Berdasarkan hasil pemeriksaan sinar X, dia negatif  pneuomonia.

Perempuan tersebut tidak meninggalkan rumahnya sejak Jumat sampai Minggu.

Dia melapor ke SGH. Kasusnya tercatat sebagai kasus ke-19 di Singapura, sedangkan TKI yang bekerja di rumahnya adalah kasus ke-21.

Kasus ke-20 adalah seorang perempuan berusia 48 tahun, warga Singapura. Dia tidak memiliki riwayat bepergian ke China

Kasus ke-22 dan ke-23 terjadi pada warga Singapura yang dievakuasi dari Wuhan pada 30 Januari. Mereka tidak menunjukkan gejala ketika dievakuasi dan dikarantina saat mendarat di Singapura.

Dua kasus ini terbukti positif pada Senin (3/2), meski mereka belum menunjukkan gejala. Saat ini mereka diisolasi di NCID.

Kasus ke-24 terjadi pada perempuan warga negara Singapura berusia 32 tahun. Dia tidak memiliki riwayat bepergian ke China.

Namun demikian, dia adalah pemandu wisata yang membawa kelompok wisatawan ke Yong Thai Hang, tempat kasus ke-19 dan ke-20 bekerja.

Kelompok wisatawan itu saat ini telah kembali ke China.

Secara keseluruhan kini terdapat 24 kasus Novel Coronavirus yang terkonfirmasi di Singapura.

Empat dari enam kasus terbaru adalah kasus penularan lokal terbatas menurut Kementerian Kesehatan Singapura.

"Tidak ada bukti penularan yang meluas. Mungkin saja ada kasus yang lebih meluas, meskipun kami telah melakukan upaya yang terbaik," ujar Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (4/2).

Dapat Kartu Sim Baru

Warga negara Indonesia (WNI) yang menjalani karantina di Natuna, Kepulauan Riau kini bisa berkomunikasi dengan mudah.

Mereka telah mendapatkan kartu SIM baru.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan hal tersebut di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa (4/2).

Terawan menuturkan WNI yang berada di Hanggar Landasan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna telah mendapatkan telepon genggam dan kartu SIM baru pada Senin (3/2) malam.

"Supaya tidak boros karena menggunakan SIM card sana (China, red). Nanti boros kalau dipakai di Indonesia. Mereka sudah bisa upload sendiri kegiatannya," ujar Terawan.

Terawan mengatakan pemerintah Indonesia tidak membatasi komunikasi WNI yang sedang menjalani observasi.

Mereka bisa berkomunikasi dengan siapapun yang berada di luar tempat observasi.

Terawan bahkan mempersilakan wartawan berkomunikasi dengan mereka melalui sambungan telepon.

"Tidak ada yang kita batasi untuk berkomunikasi. Artinya, begitu terbukanya kita dalam mengelola semua ini. Tidak ada yang disembunyikan," kata Terawan.

Hal ini dibenarkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono saat menggelar konferensi pers di Natuna, Selasa (4/2).  "‎Per hari ini, alat komunikasi mereka sudah bisa hidup," ujar Yudo.

Dia mengungkapkan dalam beberapa hari ini WNI  itu tidak bisa dihubungi semata-mata karena mereka masih menggunakan kartu SIM dari China.

Yudo menambahkan, selama di karantina 238 WNI tersebut menjalani pola hidup sehat.

"‎Untuk yang Muslim bangun subuh. Lalu jam 6 bebas melakukan pemanasan. Biasanya senam bersama," ujar Yudo.

Setelah itu mereka mandi, sarapan, lalu mengikuti kegiatan santai dan didampingi oleh pendamping. Pada siang hari mereka makan siang lalu beristirahat. 

Mereka juga olahraga olahraga pada sore hari. Mulai dari catur, sepak bola, bulu tangkis, tenis meja atau sekadar bercengkerama.

"Setelah itu mandi, magrib, makam makam. Jam 10 mereka harus istirahat," kata Yudo.

Soal makanan, Yudo mengatakan pihaknya menyediakan makanan sehat dan bergizi. "Mereka diberi makanan yang gizinya tinggi, bahkan lebih karena makanan yang diberikan adalah makanan standar TNI," ujar Yudo.

Proses observasi WNI ini dilakukan sesuai standar dari WHO. Setiap hari petugas memeriksa suhu tubuh mereka menggunakan alat khusus.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono di Natuna.

"Observasi kesehatan yang kami lakukan sesuai dengan WHO. Kami cek suhu saudara-saudara kita yang diobservasi di ring satu," kata Anung, Selasa (4/2).

Selain memeriksa suhu tubuh, petugas juga selalu bertanya apakah ada keluhan fisik yang mereka rasakan.

Anung menegaskan semua orang yang berada di tempat observasi ini, termasuk WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China dalam keadaan sehat. (tribun network/git/the/deo)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved