Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Rutan Perempuan Klas IIA Bandung, Ini 6 Faktanya
Terbongkarnya pelecehan seksual sesama jenis di Rutan Perempuan tersebut setelah VA (22), seorang tahanan yang baru masuk menjadi korban pelecehan
VA yang tidak terima mendapat perlakuan seperti itu karena ia tidak menyukai sesama jenis kemudian melaporkannya ke petugas.
"Saya melapor karena orientasi seksual saya masih normal. Saya enggak belok (lesbi). Kalau belok, ya saya enggak laporan," ujarnya.
2. Melapor ke orangtua dan petugas rutan
Setelah peristiwa itu, keesokan harinya VA pun menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya Linasih (48).
Tak hanya melapor ke ibunya, VA juga melaporkan peristiwa yang dialaminya ke petugas rutan.
Laporan itu, kata VA, langsung direspons oleh petugas rutan.
"Saya tidak menyukai sesama jenis," tulis VA.
3. Khawatir dengan kondisi dan keselamatan anaknya
Ibu VA, Linasih membenarkan anaknya mengalami pelecehan seksual di dalam rutan.
"Anak saya bercerita sambil menangis. Katanya, malam-malam digerayangi sama teman satu kamarnya yang perempuan. Saya khawatir dengan kondisi anak saya," ujarnya.
Atas peristiwa yang dialami anaknya, Linasih mengaku khawatir dengan kondisi dan keselamatan anaknya.
4. Takut perilaku lesbian menular kepada anaknya
Linasih mengaku, ia juga sangat khawatir perilaku lesbian itu menular kepada anaknya jika penyimpangan perilaku seksual itu terus menimpa anaknya.
"Saya bilang sama dia (anaknya), laporkan saja perbuatan si pelakunya ke petugas. Jangan berantem atau ngelawan," katanya.
Laporan anaknya, kata Linasih, rupanya langsung direspons oleh petugas.