Dari Kematian Ratusan Babi di Bali, Pemprov Bali Berencana Dorong Masyarakat Asuransikan Ternak
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana mendorong para peternak untuk mengasuransikan hewan peliharaannya.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana mendorong para peternak untuk mengasuransikan hewan peliharaannya.
Hal ini menjadi pelajaran dari adanya kematian ratusan babi di Bali yang diduga disebabkan oleh virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.
"Nah ini menjadi pelajaran penting, nanti kita dorong juga supaya babi bisa diasuransikan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali I Dewa Made Indra di Denpasar beberapa waktu lalu.
Selama ini, kata Dewa Indra, asuransi untuk ternak hanya diperuntukkan pada sapi semata, namun untuk hewan seperti babi belum dilakukan.
• Berbagi Berkah MyPertamina 2020 Resmi Dibuka, Pertamina Gandeng Komunitas Suzuki Ertiga Club Bali
• Petuah Mendiang Kobe Bryant yang Patut Dijadikan Inspirasi, Soal Kegagalan Hingga Keberhasilan
• Masuki Bulan Februari, Mall Di Denpasar Ini Hadirkan Berbagai Event Berkonsepkan Kasih Sayang
Namun yang perlu mengasuransikan adalah peternaknya sendiri, karena ada kewajiban untuk membayar premi.
Meski begitu, pihaknya mengaku akan mendorong karena kematian ternak dalam jumlah banyak di Bali, terutama pada babi, dapat mengganggu secara budaya.
Oleh karena itu, Dewa Indra menekankan, apapun penyakit yang menyerang ternak di Bali yang terpenting adalah upayanya dalam pengendalian.
• Ekspor Manggis dan Buah Naga ke Tiongkok Gagal Akibat Virus Korona, Petani di Bali Menangis
• BREAKING NEWS ! Transfermarkt Irfan Bachdim Berubah, Akhirnya Tetap Stay di Bali United
Di tengah adanya isu ASF ini, pihaknya mengaku akan mengirim dokter-dokter dan mahasiswa dari kedokteran hewan di sejumlah tempat pemotongan untuk memeriksa babi yang akan dipotong.
Hal ini dilakukan agar menambah keyakinan masyarakat untuk memakan daging babi menjelang Hari Raya Galungan. (*)