4 Fakta Penembakan Brutal Tentara Thailand, Dipicu Masalah Ini dan Masih Sempat Live FB Saat Beraksi

Berikut deretan fakta penembakan Korat yang dilakukan oleh tentara Thailand

Editor: Irma Budiarti
Bangkok Post
Pelaku penembakan brutal di Thailand terekam kamera CCTV saat beraksi di mal. 4 Fakta Penembakan Brutal Tentara Thailand, Dipicu Masalah Ini dan Masih Sempat Live FB Saat Beraksi 

4 Fakta Penembakan Brutal Tentara Thailand, Dipicu Masalah Ini dan Masih Sempat Live FB Saat Beraksi

TRIBUN-BALI.COM - 4 Fakta Penembakan Brutal Tentara Thailand, Dipicu Masalah Ini dan Masih Sempat Live FB Saat Beraksi

Seorang tentara Thailand berpangkat Sersan Mayor bernama Jakraphanth Thomma menjadi pelaku penembakan di Nakhon Ratchasima (Korat).

Sebanyak 27 orang dilaporkan tewas dalam penembakan Korat, termasuk tentara Thailand yang jadi pelakunya.

Dilansir oleh Kompas.com, Jakraphanth Thomma, prajurit yang bertugas di batalion amunisi, menembaki kuil dan pusat perbelanjaan di Distrik Muang pada Sabtu (8/2/2020).

Dia ditembak mati dalam baku tembak yang berlangsung sekitar 17 jam di pusat perbelanjaan Terminal 21, Minggu pukul 09.00 waktu setempat (9/2/2020).

Dikutip dari berbagai sumber, berikut deretan fakta penembakan Korat yang dilakukan oleh tentara Thailand.

1. Dipicu masalah jual beli rumah

Dilansir oleh Kompas.com, tentara Thailand yang menjadi otak pelaku penembakan di Korat disebut melakukan aksinya karena masalah jual beli rumah.

Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha sembari mengunjungi rumah sakit tempat para korban penembakan dirawat.

"Ini karena masalah personal. Jual beli rumah," terang Prayut kepada awak media seperti diberitakan Reuters, Minggu (9/2/2020).

PM yang juga mantan panglima angkatan bersenjata Thailand itu berujar, pertikaian melibatkan kerabat dari komandannya.

Komandan Jakraphanth disebut termasuk dalam korban tewas pertama, sebelum dia menuju gudang senjata, dan mengambil senapan mesin beserta amunisi.

Juru bicara Menteri Pertahanan, Kongcheep Tantrawanit menuturkan, pihaknya mendapat informasi bahwa Jakraphanth Thomma adalah petugas amunisi batalyon.

Tantrawanit melanjutkan, insiden tragis itu dimulai setelah Jakraphanth bertengkar dengan komandannya, di mana si komandan dibunuh.

Dia kemudian mengambil senjata komandannya, menembak beberapa prajurit yang ada di barak.

Tantrawanit tak mengonfirmasi jika ada personel yang terbunuh.

Setelah itu dia pergi ke gudang senjata dan mengambil banyak amunisi dan senjata, termasuk satu senapan mesin, dan kendaraan tipe Humvee.

Baru dari sana dia pergi ke Distrik Muang, menembaki kuil dan pusat perbelanjaan yang ada di sana sebelum menuju ke mall Terminal 21.

2. Disebut punya kemampuan menembak yang bagus

Juru bicara Menteri Pertahanan, Kongcheep Tantrawan mengakui bahwa Jakraphanth Thomma mempunyai kemampuan menembak yang bagus.

"Secara umum, setiap personel militer tentunta piawai dalam menggunakan senjata. Namun, pria ini jelas kemampuannya di atas," katanya.

Kepada Reuters, dia juga menuturkan tidak tahu mengapa pria tersebut sampai membunuh banyak orang.

"Sepertinya dia marah sekali," tuturnya.

3. Sempat update status Facebook

Jakraphanth Thomma diketahui sempat aktif di media sosial, baik sebelum serangan maupun ketika dia mulai menembaki Distrik Muang.

Saat itu, tentara berusia 32 tahun tersebut juga sempat mengunggah video tayangan langsung dia menyerang kota Korat.

"Haruskah saya menyerah?" katanya dalam unggahannya di Facebook, sebagaimana diberitakan BBC.

Dalam video tersebut, Jakraphanth mengenakan helm tentara, pakaian taktis lengkap, sambil berada di sebuah mobil perang berjenis Humvee.

Tentara dengan pangkat Sersan Mayor itu mengungkapkan bahwa dirinya lelah dan tidak bisa lagi menarik pelatuk dari jarinya lagi.

Selain itu sebelum melakukan penembakan massal, dia sempat mengunggah foto di mana terdapat pistol dan tiga butir peluru.

"Ini adalah waktunya untuk bersenang-senang," demikian keterangan di foto.

Ditambah juga caption "tidak ada yang bisa menghindari kematian".

Namun saat ini, unggahan video yang dirinya unggah dalam penembakan di Korat tersebut dilaporkan telah dihapus.

Dalam pernyataan resminya, Facebook menghapus akun Jakrapanth begitu insiden tersebut terjadi, termasuk menangkal gambar-gambar sadis korban tewas.

"Tidak ada tempat di Facebook bagi orang yang melakukan kekejaman, dan kami tak akan membiarkan orang memuji aksinya," ujar perwakilan media sosial tersebut.

4. Korban

Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha mengatakan, total ada 26 korban tewas dalam penembakan Korat, dengan yang termuda berusia 13 tahun.

Ditambah dengan Jakrapanth si tentara Thailand, jumlahnya menjadi 27 orang.

Selain itu, terdapat 42 orang yang mengalami luka-luka.

"Ini sangat tak terduga di Thailand. Saya ingin ini terakhir kalinya ada sebuah insiden terjadi," tegas Prayut saat menjenguk para korban dilansir AFP.

Mantan panglima militer Negeri "Gajah Putih" itu menyalahkan "masalah personal" prajurit yang diidentifikasi berpangkat Sersan Mayor itu.

Sebanyak 27 orang dilaporkan tewas dalam penembakan Korat, termasuk tentara Thailand yang jadi pelakunya.

Muncul sejumlah laporan di mana bahwa Jakapranth mengambil sandera dan hendak kabur dari bagian belakang gedung, sebelum ditembak mati tim elite kepolisian.

Nakhon Ratchasima, dikenal juga sebagai Korat, adalah kota bagi salah satu barak tentara terbesar di Negeri "Gajah Putih", kekuatan yang merasuk baik ke politik maupun sosial masyarakatnya.

Thailand juga disebut salah satu negara dengan kepemilikan senjata terbesar dunia, dengan serangkaian penembakan di pengadilan pada 2019 menuai kekhawatiran publik.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul 4 Fakta Penembakan Korat oleh Tentara Thailand: Tewaskan 26 Orang hingga Sempat Update Status FB

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved