Piala Dunia U20

Pieter Tanuri : Belum Ada Jaminan Bali Tuan Rumah Piala Dunia U- 20! Begini Sebabnya

Owner Bali United Pieter Tanuri, usai bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (15/2/2020) menegaskan hingga saat ini belum ada yang menjamin

Penulis: Marianus Seran | Editor: Ady Sucipto
Dok Humas Pemprov Bali
Gubernur Bali I Wayan Koster dan jajaran memanggil manajemen Bali United yang dihadiri Owner Pieter Tanuri dan tim, terkait kabar Bali mundur sebagai tuan rumah Piala Dunia U 20 tahun 2021, Sabtu (15/2/2020) di rumah jabatan Gubernur Bali. 

Pieter Tanuri : Belum Ada Jaminan Bali Tuan Rumah Piala Dunia U- 20!

Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Owner Bali United Pieter Tanuri, usai bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (15/2/2020) menegaskan hingga saat ini belum ada yang menjamin bahwa Bali akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U 20 tahun 2021 mendatang.

Tentu semua pihak, termasuk Bali United dan pemerintah provinsi Bali yakin dan masih berusaha agar berhasil saat bidding (pengajuan) nanti dan FIFA menjatuhkan pilihan kepada Bali.

Saat ditanya awak media, yakin atau tidak, Bali bisa jadi tuan rumah Piala Dunia U 20?, Pieter Tanuri menjawab harus tetap yakin dan optimistis.

"Kalau soal yakin, kita ini harus optimis. Hidup itu harus selalu optimistis," tegas Pieter Tanuri, Sabtu (15/2/2020).

Namun orang nomor satu Bali United ini, mengatakan belum ada jaminan jika Bali akan menjadi tuan rumah.

"Belum ada jaminan jadi tuan rumah. Siapa yang bisa menjamin, kan nanti yang menentukan FIFA sama PSSI," ujar Pieter Tanuri.

Sebelumnya, CEO Bali United Yabes Tanuri mengatakan Stadion Dipta Gianyar Sulit menjadi tuan rumah karena tak didukung infrastruktur lima lapangan latihan dengan penerangan lampu yang setara dengan di Stadion Dipta Gianyar, 1200 lux.

"Stadion Dipta Gianyar bukan mengundurkan diri sebagai venue Piala Dunia U 20, tapi di sini dibutuhkan lapangan larihan lima.

Kita tak punya. Secara infrastruktur pendukung kita belum ada," tegas Yabes Tanuri.

Sejak dahulu kala, memang Bali yang dikenal sebagai surga pariwisata dan negeri kaya dari jasa dan destinasi pariwisata, belum memiliki infrastruktur olahraga bertaraf internasional.

Pemerintah provinsi Bali memandang sebelah mata keolahragaan di Pulau Dewata.

Dampaknya event olahraga level dunia, batal mendarat di Bali.

" Pertama, kita belum ada lapangan latihan, kedua lapangan itu harus ada lampu di setiap lapangan minimal 1200 lux (penerangan seperti di Dipta Gianyar)," kata jelas Yabes Tanuri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved