6 Cara Sederhana Membuat Anak Mau Mendengarkan Orangtua

6 Cara Sederhana Membuat Anak Mau Mendengarkan Orangtua, Identifikasi dan Kenali Perasaan Mereka

Foto ilustrasi ibu dan anak sedang berbicara 

TRIBUN-BALI.COM - Setiap orangtua ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Namun terkadang anak-anak tidak dapat ditebak dan tidak mau bekerjasama.

Seperti saat orangtua menyuruh anaknya untuk berhenti berteriak, anak malah semakin keras berteriak.

Tentu, hal tersebut membuat ayah maupun ibu kadang menjadi bingung.

Warga China Borong Masker dari Indonesia, Jelajahi Apotek Lokal Untuk Dikirim ke Tiongkok

Pernikahan Pria Kekar Ini Kacau Seusai Dilabrak Istri Tua, Dipukuli & Ini Alasannya Kawin Lagi

Ingin Menjadi Seorang Pemimpin ? Ini Sikap yang Harus Kamu Miliki

Lalu, apa yang harus dilakukan ibu dan ayah?

Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak-anak harus dimulai dengan tenang.

"Sebagai orangtua atau pengasuh, kita mungkin tidak selalu mengenali efek emosi dan tindakan kita terhadap anak-anak," kata dokter anak Kimberly Churbock, MD.

"Anak-anak seperti spons, mereka mengerti bahasa tubuh dan isyarat verbal kita. Jadi saat kita kesal atau cemas, mereka mungkin mengerti dan takut atau tidak tahu bagaimana merespons."

Itu sebabnya teknik seperti berteriak, menyogok, dan mengancam akan memberi hukuman bukan cara terbaik untuk membuat anak melakukan apa yang kita minta.

Dr. Churbock memberikan saran berikut ini untuk mengatasi penyebab utama mengapa anak-anak tidak mematuhi orangtua.

1. Kenali hambatan untuk komunikasi yang baik

Apakah kebutuhan dasar anak kita terpenuhi?

Bahkan, anak-anak paling santai sekalipun mungkin ingin melawan kita saat mereka lapar atau lelah.

2. Berikan contoh yang baik

Anak-anak memahami nada dan bahasa tubuh kita, tidak hanya sewaktu kita berkomunikasi dengan mereka.

"Kita harus memerhatikan setiap kata-kata dan bahasa tubuh kita, entah itu saat kita berinteraksi langsung dengan anak-anak atau dengan orang dewasa lain dan pengasuh," ujar Dr. Churbock.

Yakinlah, anak-anak dapat melihat dan menyadarinya ketika suasana tegang itu muncul.

3. Gunakan kata-kata sederhana

Penting untuk mempertimbangkan, bahwa anak-anak di berbagai tingkat perkembangan punya pemahaman berbeda mengenai kata-kata yang digunakan orang dewasa.

Misalnya, meminta anak kecil untuk "bergiliran" bisa jadi lebih mudah dipahami daripada "berbagi."

4. Tawarkan pilihan

Dr. Churbock menyarankan ini sebagai cara untuk memberi anak-anak rasa percaya diri dan kendali, walau kita meminta mereka melakukan tugas yang tidak mereka inginkan.

Jika anak kesulitan dengan jadwal mandi, beri mereka pilihan mainan yang ingin mereka bawa ke bak mandi.

5. Puji mereka

"Dalam pengalaman saya, penguatan positif dan pujian terhadap perilaku yang diinginkan jauh lebih efektif daripada komunikasi yang negatif dan disiplin," tutur Dr. Churbock.

6. Identifikasi dan kenali perasaan mereka

Jika anak-anak belum memahami jenis-jenis emosi, orangtua dapat membantu mengidentifikasikannya.

Misalnya, "kamu tampak marah, kamu merasa kesal ya?"

Dengan demikian, mereka memahami apa yang mereka rasakan.

Seiring waktu, ketika mereka dapat bicara lebih banyak, akan mudah bagi mereka mengungkapkan perasaan, keinginan dan kebutuhan mereka.

Dr. Churbock menegaskan, tidak masalah untuk menjauh sejenak jika kita merasakan emosi mulai meluap.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trik Sederhana Membuat Anak Mau Mendengarkan Orangtua", https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/16/193328220/trik-sederhana-membuat-anak-mau-mendengarkan-orangtua?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved