Usulkan Fatwa Orang Miskin Wajib Nikahi Orang Kaya, Begini Klarifikasi Menko PMK Muhadjir

Menko PMK Muhadjir Effendy akhirnya beri klarifikasi soal pernyataannya yang jadi sorotan publik beberapa hari terakhir.

Editor: Rizki Laelani
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
Foto ilustrasi cincin pernikahan 

Usulkan Fatwa Orang Miskin Wajib Nikahi Orang Kaya, Begini Klarifikasi Menko PMK Muhadjir

TRIBUN-BALI.COM - Menko PMK Muhadjir Effendy akhirnya beri klarifikasi soal pernyataannya yang jadi sorotan publik beberapa hari terakhir.

Kepada Menteri Agama, dia memberikan saran untuk membuat fatwa soal pernikahan tingkat ekonomi.

Ia menyarankan agar orang miskin wajib mencari orang kaya, begitu pula sebaliknya.

Tak mau masalahnya berbuntut panjang, Muhadjir akhirnya memberikan klarifikasinya.

Berikut pernyataan sang menteri.

Soal pernyataan kontroversial tersebut, Muhadjir mengaku bahwa dirinya tak memiliki rencana untuk mewujudkannya.

Muhadjir mengatakan bahwa itu cuma intermezo semata.

"Itu kan intermezo, selingan dari ceramah saya."

"Tak ada rencana (buat aturan), saya," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020) seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Menurut Muhadjir, dirinya hanya memberi saran kepada Menteri Agama Fachrul Razi untuk menerbitkan fatwa tentang pernikahan antartingkat ekonomi.

Sebab fatwa itu sendiri, kata dia, memiliki arti saran atau menganjurkan.

"Jadi jangan dipahami, terus (jadi) wajib segala gitu," kata dia.

Namun, ia pun mempersilakan usulan itu dianjurkan jika dianggap cocok oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sifatnya pun hanya anjuran dan bukan kewajiban.

"Itu kan selingan, memberikan contoh. Kita kan punya problem keluarga miskin, untuk memotong mata rantai kemiskinan," kata Muhadjir.

"Karena ada kecenderungan, keluarga miskin akan cari menantu sesama mereka. Ada bagusnya kalau ada anjuran. Fatwa itu artinya anjuran, kalau yang kaya jangan cari menantu yang kaya juga," terang dia. 

Fatwa Pernikahan Orang Miskin dan Kaya, Ini Penjelasan Menko PMK

Berikut Pernyataan Lengkap Menko PMK Soal Fatwa Orang Kaya Nikahi Orang Miskin

Setelah pernyataannya soal sekolah pra-nikah, Menko PMK Muhadjir Effendy kini kembali jadi sorotan publik.

Ia memberikan saran pada Menteri Agama untuk mengeluarkan fatwa soal pernikahan tingkat ekonomi.

Menurutnya, orang kaya seharusnya menikahi orang miskin, begitu pula sebaliknya.

Ia beranggapan hal itu bisa mengurangi masalah kemiskinan di Indonesia.

Berikut pernyataan lengkapnya!

Menko PMK Muhadjir Effendy Usai Rapat Bersama Bupati Bogor dan Bupati Lebak di Kantor Kemenko PMK, Selasa (21/1/2020) (KOMPAS.com/SANIA MASHABI)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberi saran menerbitkan regulasi soal pernikahan yang memberikan dampak pada status sosial keluarga baru.

Saran tersebut ia berikan pada Menteri Agama Fachrul Razi.

Menurutnya, orang miskin harus mencari jodoh orang kaya, begitu pula sebaliknya.

"Yang miskin wajib cari yang kaya, yang kaya cari yang miskin. Jadi kalau ada ajaran agama mencari jodoh," kata Menko Muhadjir di JIEXPO Kemayoran Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020) seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.

Ia berharap, saran tersebut bisa menghindarkan masyarakat dari salah tafsir orang-orang tentang pernikahan yang harus setara latar belakangnya.

Menurutnya, jika penafsiran seperti itu diterapkan, maka yang miskin akan menikahi pasangannya yang miskin, begitu juga sebaliknya.

"Rumah tangga Indonesia 57.116.000 dan yang miskin 9,4 persen, itu sekitar 5 juta."

"Miskin itu situ sumber penyakit seperti tadi stunting," lanjutnya.

Karena itulah, Kemenko PMK, dikatakan Muhadjir, bersama jajaran kementerian terkait ingin menyelamatkan generasi muda yang hendak menikah atau berkeluarga.

Salah satu bentuknya yakni soal program pranikah.

"Jadi program pranikah yang sekarang kita desain tujuannya untuk kita lacak, kan dj Indonesia ini ada 2,5 juta perkawinan per tahun, yang 1,9 juta itu melalui Pak Menteri Agama."

"Sisanya melalui catatan sipil, dan itu bisa dipastikan 10 persen adalah calon keluarga miskin, itulah yang menjadi perhatian kita," kata Muhadjir.

Hal ini dilakukan agar tidak menambah daftar keluarga miskin di Indonesia.

"Kita dianjurkan supaya menyelematkan yang utama itu ya keluarga."

"Selamatkanlah dirimu dan keluargamu dari neraka."

"Nah, neraka itu bukan hanya neraka saat mati."

"Neraka dunia juga, salah satunya ya sakit dan miskin."

"Itu neraka dunia, jadi jangan bilang rugi di dunia enggak apa-apa, yang penting jangan rugi akhirat, itu sama-sama celakanya," pungkas Muhadjir. (*)

VIDEO BERITA: Pesanan Tapal Ogoh-ogoh Berbahan Styrofoam di Karangasem Menurun Drastis

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved