China Setujui Obat Pertama Untuk Tangkal Virus Corona, Jenisnya Hampir Sama dengan Obat Antimalaria
Ternyata obat virus Corona yang ditemukan para ahli di Tiongkok tersebut jenisnya sudah 'lama' ada di Indonesia.
TRIBUN-BALI.COM - Ilmuwan China kini akhirnya sepakat untuk mengakui satu jenis obat pertama untuk menangkal virus Corona.
Ternyata obat virus Corona yang ditemukan para ahli di Tiongkok tersebut jenisnya sudah 'lama' ada di Indonesia.
Obat jenis tersebut di Indonesia biasanya dipakai untuk obat antimalaria.
Penemuan obat virus Corona ini terjadi seiring dengan berjalannya waktu.
Beberapa waktu yang lalu, virus Corona yang sempat meresahkan publik di hampir semua negara di dunia ini kini menemui titik terang soal obat untuk mencegah virus Corona.
Secara perlahan, para ahli di China melakukan pengujian klinis dan membuah hasil yang baik.
Para ahli di China telah melakukan uji klinis dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka menemukan sebuah obat yang dirasa cukup efektif untuk menangkal virus Corona.
Obat itu bernama Chloroquine Phosphate atau obat antimalaria
Berdasarkan hasil uji klinis, telah dikonfirmasi bahwa obat bernama Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit coronavirus yang baru (Covid-19).
Hal ini juga disampaikan oleh seorang pejabat di China hari Senin lalu (17/2/2020).
Melansir dari Xinhua, menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam konferensi pers mengatakan bahwa para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan bahwa obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.
Chloroquine sudah dipakai lebih dari 70 tahun
Sun menjelaskan, Chloroquine Phosphate, yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun, dipilih dari puluhan ribu obat yang ada setelah beberapa putaran skrining uji coba.
Menurutnya, obat tersebut telah dalam uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong China Selatan dan Provinsi Hunan di China tengah, dan telah menunjukkan kemanjuran yang cukup baik.
Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah menggunakan obat sudah menunjukkan indikator yang lebih baik daripada kelompok paralel mereka, terkait berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.