Nengah Suardana Lega Putranya Bisa Pulang, 69 WNI Negatif Corona Diberangkatkan dari Yokohama
I Nengah Suardana akhirnya dapat bernapas lega. Putranya yang sebulan tertahan di atas kapal pesiar Diamond Princess karena wabah Corona, I Ketut
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
Gunakan KRI dr Soeharso
Sementara dalam keterangan resminya, Minggu (1/3) sore, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan, setelah turun dari pesawat ABK ini dijemput dengan empat bus milik Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) menuju Pelabuhan PLTU Indramayu dengan perjalanan kurang lebih 2 jam.
“Kemudian menggunakan KRI dr Soeharso menuju Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, untuk dilakukan observasi,” kata Agus Wibowo.
Menko PMK Muhadjir Effendy bersama Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo sudah mengecek kesiapan Bandara Kertajati mulai dari keamanan dan sebagainya.
Rombongan dari BNPB, Kemenko PMK, TNI, dan Kementerian Kesehatan berangkat pukul 10.30 WIB dengan Helikopter PK-TPF ke Kertajati, dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
ABK Diamond Princess yang dipulangkan ke Indonesia terdiri dari 69 orang (67 pria dan 2 wanita), beserta 23 pendamping (11 kru pesawat dan 12 tim medis).
ABK dan kru pesawat selama turun dari pesawat sampai dengan pelabuhan PLN adalah tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan.
Diketahui dalam rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Menko PMK sebelumnya, pemerintah mengatakan ABK yang pulang adalah 68 orang.
Dua lainnya memilih tetap di kapal Diamond Princes. Tapi hasil rakor kemarin, jumlahnya menjadi 69 orang.
“Pak Muhadjir bilang ada 69 orang. Rakor tanggal 29 Februari kemarin tambah jadi 69 orang,” kata Agus Wibowo.
ABK Diamond Princess akan bergabung dengan 188 WNI ABK World Dream yang sebelumnya sudah berada di Pulau Sebaru Kecil.
Namun di akan ditempatkan di gedung yang terpisah.
Peserta observasi ini mendapatkan makan tiga kali sehari dan juga fasilitas cottage, rumah sakit mini untuk memantau peserta observasi, tempat tidur di setiap kamar, kamar mandi, pendingin ruangan, hiburan televisi karaoke, peralatan olahraga, mesin cuci, perlengkapan mandi, dan sebagainya.
Lokasi observasi juga dilengkapi Base Transceiver Station (BTS) dari Telkom untuk memudahkan peserta observasi terhubung dengan keluarganya. (mit/tribun network/kps)