Tangis Mega Ayu Pecah, Pergaulan Bebas di Denpasar Bali Bareng Luki Benar-benar Membawa Petaka

Tangis Mega Ayu Pecah, Pergaulan Bebas di Denpasar Bali Bareng Luki Benar-benar Membawa Petaka

Penulis: Putu Candra | Editor: Aloisius H Manggol
NET
Ilustrasi sex bebas 

Selain itu tersangka (ibu korban) juga olah raga dengan cara loncat-loncat.

Minggu 6 Oktober, Mega mulai merasakan sakit perut.

Oleh Luki, diajaklah Mega ke rumah temannya di daerah Canggu.

Mereka berharap bisa melahirkan bayinya di sana.

Namun harapan itu pupus, Luki pun kemudian mengajak Mega pulang.

Dalam perjalanan, sakit perut Mega semakin menjadi-jadi.

Singkat cerita, Mega yang dalam posisi mengandung mengalami kontraksi.

Dalam keadaan sakit perut yang semakin parah, Luki mengajak Mega mencari klinik terdekat di Jalan Tukad Petanu, Panjer.

Malam itu, pihak klinik mengatakan tidak bisa menangani dan merujuk Luki ke RS Sanglah.

Selanjutnya mereka keluar dari klinik dan melintas di Jalan Kresek, yang bukan jalan tujuan RS Sanglah.

Di tengah perjalanan di Jalan Kresek, Mega merasakan ada air yang keluar dari kemaluannya, dan Luki menghentikan motornya dan Mega terjatuh di pinggir jalan.

Saat itulah Mega melahirkan anak berkelamin laki-laki.

Luki lalu menyelimuti bayi yang tergeletak di atas rumput itu dengan sarung, berharap tidak ada yang mengetahui.

Tak lama berselang datang dua orang warga, dan membuka sarung itu dan ternyata berisi bayi laki-laki.

Oleh warga, bayi yang masih hidup itu dibawa ke bidan di Jalan Pendidikan, Sidakarya.

Sesampai di bidan, bayi dibersihkan dan diberikan oksigen.

Namun tak lama pula, bidan merujuknya ke RS Sanglah, dan sekitar pukul 04.00 Wita bayi itu dinyatakan meninggal dunia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved