Corona di Indonesia

Tak Perlu Panik Virus Corona, Ramayana Jual Masker Dengan Harga Normal

Kondisi tersebut menyebabkan kelangkaan hingga memicu kenaikan harga yang sangat tinggi di pasaran.

Editor: Eviera Paramita Sandi
instagram @ramayanadeptstore
Ramayana Jual Masker Harga Normal 

TRIBUN-BALI.COM - Mewabahnya virus corona di sejumlah negara, termasuk Indonesia memicu kepanikan masyarakat.

Aksi pemborongan masker dan handsanitizer (cairan pembersih tangan) pun terjadi sejak beberapa pekan belakangan.

Kondisi tersebut menyebabkan kelangkaan hingga memicu kenaikan harga yang sangat tinggi di pasaran.

Hal tersebut pun dikeluhkan masyarakat, khususnya masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Menjawab keressahan masyarakat, Ramayana lewat akun instagramnya @ramayanadeptstore; pada Rabu (4/3/2020) menyampaikan kabar baik.

Ramayana kembali menjual masker dengan harga normal.

"Masker mulai didistribusikan lagi ke supermarket yang ada di Ramayana dan dijual dengan harga normal, gaes," tulis admin @ramayanadeptstore.

Walau begitu, admin @ramayanadeptstore mengingatkan agar pemakaian masker hanya digunakan ketika sakit.

Atau ketika sedang berada di keramaian.

"Gunakan masker hanya untuk mencegah penularan virus ketika kita sakit, ya, gaes. Atau, bisa juga saat berada di tempat keramaian yang kita merasa banyak orang sakit tidak menggunakan masker," tulis admin @ramayanadeptstore

"Jika kita merasa tubuh sehat dan berada di lokasi yang juga sehat, tidak perlu menggunakan masker," tambahnya.

Penjualan masker dengan harga normal dipastikan akan memicu pembelian besar-besaran.

Oleh karena itu, Ramayana memberlakukan pembatasan pembelian masker hanya sebanyak satu boks per orang.

"Buat yang sudah mencari di supermarket Ramayana dan kehabisan, bisa tulis di komen ya store mana yang butuh restock biar lebih cepat lagi distribusinya," tulis admin @ramayanadeptstore

"Per customer hanya boleh beli 1 yah gaes. Bukan untuk di perjualbelikan atau untuk distock.

Terbatasnya jumlah masker @ramayanadeptstore mengimbau agar pembelian masker hanya diprioritaskan untuk mereka yang sakit.

"Mari kita utamakan yg sakit atau yang membutuhkan. Semangat semua. Mari kita lewatkan ini bersama sama," jelasnya diakhiri tagar #SehatHakSegalaBangsa.

Aming Kecam Penimbun Masker

Komedian Aming miris melihat perbuatan sebagian orang yang menimbun masker kemudian dijual kembali dengan harga fantastis.

Aming memperingatkan, ada ancaman 5 tahun penjara yang bisa menjerat para penimbun masker.

Dari pasal yang dibacanya, seseorang yang menimbum sesuatu dan diperdagangkan dengan harga fantastis bisa dikenai pidana.

Polisi juga sudah turun tangan dan mengamankan beberapa orang yang diketahui menimbun masker saat wabah virus corona masuk Indonesia.

"Orang sedang butuh masker, malah ditimbun. Hati-hati untuk penimbun barang seperti masker. Ada pidananya," kata Aming di TransTV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).

Selain hukuman 5 tahun penjara, para penimbun barang bisa dikenai denda Rp 50 juta.

Aming mengingatkan, oknum penimbun masker untuk berhenti melakukan aksinya.

Denda Rp 50 Miliar

Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra mengakui ada kepanikan membeli sembako dan masker hingga harganya melambung tinggi.

Sekarang ini banyak masyarakat membeli masker. Tapi kemudian harganya tinggi berlipat-lipat dalam waktu hitungan beberapa jam setelah diumumkan,” ucap Asep di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (3/3/2020).

Pihak kepolisian tidak akan berdiam diri, dengan berkoordinasi bersama beberapa instansi, serta melakukan penyelidikan bagi para pelaku usaha yang menimbun masker dan sembako.

&ldqu Karena secara esensial barang-barang tersebut sangat dibutuhkan pada kondisi tertentu seperti saat ini, baik masker atau juga sembako,” katanya.

Apabila pada praktik di lapangan terdapat fakta penimbunan barang-barang tersebut, maka pihak kepolisian tidak akan segan-segan menjerat pelaku dengan ancaman pidana.

“Maka ketika pelaku usaha terbukti melakukan penimbunan, dia bisa dikenakan UU Perdagangan khususnya Pasal 107. Di situ disebutkan ancaman hukuman 5 tahun, dendanya Rp 50 miliar,” jelas Asep.

Asep pun meminta sekaligus berharap secara moralitas dari para pelaku usaha, agar ada kepedulian untuk membantu dengan tidak memanfaatkan situasi yang ada sekarang ini.

Belakangan sejumlah warga memang membeli sembako secara besar-besaran.

Namun demikian, dipastikan tidak ada pengamanan khusus dari pihak kepolisian terkait hal tersebut.

Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, sejauh ini belum ada pengamanan khusus terkait aksi pembelian sembako secara besar-besaran.

“Sejauh ini memang ada peningkatan daya beli masyarakat, tapi kita juga tidak melihat ada kerawanan terhadap rush,” ucap Asep.

Namun demikian, pihaknya akan berkoordinasi dengan pengamanan swakarsa di dalam pusat perbelanjaan tersebut.

“Intinya seluruhnya pelaku usaha sudah kita koordinasikan, terutama yang memiliki tempat-tempat besar untuk ritel tadi, supaya bisa dikendalikan dengan baik,” papar Asep.

Asep meminta masyarakat tidak panik menyikapi virus corona dengan pembelian sembako secara besar-besaran.

Ia beralasan stok persediaan bahan pangan hingga saat ini dipastikan cukup.

“Mabes Polri ada satgas pangan yang akan membantu mengontrol kondisi pangan atau ketersediaan bahan pokok di masyarakat," ungkap Asep

“Yang jelas semua harus tertib, dan yang pasti adalah adanya jaminan bahwa sembako atau barang pangan lain tersedia dengan baik,” tambahnya.

Sebelumnya, sejumlah penjual masker di Pasar Proyek, Jalan Mayor Oking, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, mendadak diserbu warga, Senin (2/3/2020) siang.

Ramainya warga yang memburu terjadi seusai pemerintah mengumumkan dua warga Depok positif virus corona.

Ada salah satu toko bernama Toko Obat Habib yang masih memiliki stok masker, ramai diserbu warga.

"Iya ini stok baru datang, tadi mulai jam 12 siang ramai warga," kata Romi (40), pemilik toko, kepada awak media, Senin (2/3/2020).

Ia menjelaskan, harga masker kian melonjak naik.

Dirinya mengaku mendapatkan masker ini tidak dari distributor di Pulau Jawa, melainkan dari Sumatera.

"Biasanya diantar distributor dari Jabodetabek, tapi enggak ada semuanya."

"Ini saya dapat dari distributor di Sumatera, itu juga beli langsung dari sana," ungkapnya.

Masker merek Sensi dari harga normal Rp 25 ribu per boks (isi 50), melonjak jadi Rp 200 ribu.

Sedangkan untuk masker N95 dijual seharga Rp 50 ribu per dua buah.

"Biasanya harga normalnya satuan paling Rp 5 ribu yang N95."

"Lagi langka susah cari barangnya, jadi harga dari sana mahal," jelasnya.

Sri Lestari, warga Bekasi, tak tanggung-tanggung memborong lima dus masker biasa dan puluhan masker N95.

"Ini borong buat keluarga sama buat saya pribadi, karena kantor mewajibkan karyawannya pakai masker," tuturnya.

Sri menyebut masker kian langka dan mahal.

Waktu awal merebak virus corona, harga masker dari Rp 25 ribu hanya naik menjadi Rp 80 hingga Rp 120 ribu.

"Sekarang harganya sudah Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu."

"Makanya buru-buru beli takut tambah mahal dan susah dicari," terangnya.

Bahkan, warga luar Bekasi sengaja datang ke Pasar Proyek Bekasi hanya untuk mencari dan membeli masker.

"Saya dari Jakarta Barat, ini sengaja pesan di sini karena dapat info stok masker masih ada," aku Julius.

Datang jauh dari Jakarta Barat, dirinya hanya kebagian tiga dus masker.

Satu dus masker seharga Rp 300 ribu.

"Tadi belanja Rp 900 ribu, biarin mahal yang penting buat pencegahan biar aman," paparnya.

Ia menambahkan, stok masker ini selain buat dirinya, juga buat keluarganya.

Apalagi dirinya sering kali berada di tempat umum seperti stasiun, pusat belanja, maupun bandara.

Julius berharap agar pemerintah memberikan solusi atas kelangkaan masker ini.

"Ini sudah positif masuk Indonesia, tapi masker susah mahal lagi."

"Harus jadi perhatian bagi pemerintah," ucapnya.

Sejumlah warga tak hanya berburu masker, handsanitizer juga dicari warga.

Bahkan, harganya melanjok hingga dua kali lipat dari harga normal.

Romi, pedagang di Pasar Baru Bekasi, mengungkapkan, sejumlah warga juga banyak yang membeli antiseptik atau cairan pembersih tangan.

Hari ini saja hingga siang tadi, sudah ada 20 laku terjual.

"Iya masker banyak yang beli, juga sama ini antiseptik buat pembersih tangan banyak yang cari (beli)," beber Romi.

Romi menuturkan, harga pembersih tangan juga mulai naik hingga dua kali lipat.

Untuk hand wash antiseptik 500 mililiter dari harga normal Rp 35.000, menjadi Rp 80.000.

Sedangkan untuk antiseptik yang berisi 50 mililiter dari harga Rp 15.000, menjadi Rp 25.000.

"Untuk ini (antiseptik) mulai paling banyak dicari beberapa hari ini."

"Jadi mulai susah barang dan jadi mahal harga dari sananya," ujarnya. (*)
 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jangan Panik Virus Corona, Ramayana Jual Masker dengan Harga Normal

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved