Pameran Seni Rupa

Tonjolkan Sisi Feminisme, Tiga Perupa Perempuan Bali Gelar Pameran di Santrian Art Gallery

Tiga perupa perempuan ini yakni Gusti Ketut Oka Armini, Ni Ketut Ayu Sri Wardani, dan Ni Nyoman Sani.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Putu Supartika
Jumpa pers pameran di Santrian Art Gallery, Sanur. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Tiga perupa perempuan Bali akan melaksanakan pameran bersama di Santrian Art Gallery, Sanur pada Jumat (6/3/2020) sore.

Pameran ini berlangsung hingga 30 April 2020 mendatang.

Tiga perupa perempuan ini yakni Gusti Ketut Oka Armini, Ni Ketut Ayu Sri Wardani, dan Ni Nyoman Sani.

Pameran mereka mengangkat tema Pertiwi dengan menonjolkan sisi feminisme perempuan dan wujud syukur terhadap bumi.

Tak Pungut PHR 6 Bulan, Bangli Berpotensi Alami Penurunan PAD 50 persen

IMF Kucurkan Dana Rp 708,8 Triliun untuk Penanganan Virus Corona

Sebanyak 27 karya akan dipamerkan mulai dengan media akrilik di atas kanvas, lukisan cat minyak di kanvas dan karya seni grafis cetak tinggi yang dicetak pada kertas.

Salah seorang perupa, Ni Ketut Ayu Sri Wardani mengatakan dirinya menuangkan pengalaman hidupnya dalam karya seni dan memilih konsep alam dengan menggambarkan bagian-bagian dari Danau Toba.

"Tempat ini saya abadikan dalam sebuah lukisan, karena Toba adalah tanah kelahiran almarhum suami saya. Sehingga ada pergumulan batin yang berat dalam menciptakan karya ini," katanya dalam jumpa pers, Kamis (5/3/2020) di Santrian Art Gallery, Sanur.

Karyanya pun terinspirasi dari penderitaan baik yang ia alami maupun yang dialami sang suami.

Selain itu juga melukiskan tentang penderitaan yang dialami korban bom Bali, bencana alam dan yang lainnya.

Sementara Ni Nyoman Sani menampilkan karya seni lukis yang diungakpan lewat gesture dan komposisi warna yang khas.

"Saya lebih condong menonjolkan sisi feminisme dan pengalaman hidup. Warna yang saya gunakan pun lebih cerah dan lembut, namun ada aksen gelap yang terkesan ada sisi keras perempuan," katanya.

Sementara perupa Gusti Ketut Oka Armini memamerkan karya yang menggunakan teknik cetak cukil dengan media Lino (karet).

Baginya, pertiwi dimaknai sebagai ungkapan syukur atas keindahan bumi pertiwi yang mesti dilestarikan.

"Tema itu saya rekam dalam guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cetak cukil habis (reduction print), yang menggambarkan komposisi tumbuhan liar puitik," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved