Etika Batuk yang Harus Dipahami Untuk Mencegah Penularan Virus
Selain rajin mencuci tangan, etika batuk juga perlu kita terapkan untuk mencegah penularan virus.
TRIBUN-BALI.COM - Selain rajin mencuci tangan, etika batuk juga perlu kita terapkan untuk mencegah penularan virus.
Virus bisa bersifat menular melalui udara yang berarti penularan terjadi akibat bersin, batuk, dan kontak dengan selaput lendir (mukosa) dari penderita atau sumber infeksi ke orang yang tidak terinfeksi.
Menurut spesialis penyakit menular Frank Esper, seseorang yang sedang batuk bisa menularkan kuman hingga 2 meter
"Jika Anda menutup mulut dengan telapak tangan saat batuk, batuk ke tangan, Anda bisa menyebarkan kuman saat menyentuh sesuatu," tambahnya.
• Ketum PSSI Sebut Stadion Dipta Gianyar Layak Jadi Tempat Digelarnya Event Sepak Bola Internasional
• Puteri Indonesia 2020 Ayu Maulida, Aktivis Sosial Pengagum Bung Karno dan Penggemar Adele
Oleh karena itu, kita disarankan untuk memakai masker saat sedang batuk atau pilek agar tidak menularkan penyakit tersebut ke orang lain.
Sayangnya, mewabahnya virus Corona jenis baru menyebabkan stok masker langkah.
Namun, bukan berarti kita tidak bisa meminimalisir risiko penularan virus.
Etika batuk Melansir laman Cleveland, berikut etika batuk dan pilek yang harus diterapkan saat kita tidak memiliki masker:
Gunakan tisu untuk menutupi mulut dan hidung setiap kali batuk atau bersin.
Jika tidak memiliki tisu, tutupi mulut dengan siku.
Palingkan wajah dari orang-orang di sekitar saat batuk atau bersin. Buang tisu bekas ke tempat sampah.
Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan hand sanitizer usai batuk atau bersin.
Saat kita merasa tidak enak badan, kita juga disarankan untuk berada di rumah dan beristirahat demi mempercepat pemulihan dan meminimalisir risiko penularan.
Melemahnya daya tahan tubuh Melansir SehatQ, penurunan daya tahan tubuh menyebabkan manusia rentan terhadap penularan dan menyebabkan sakit.
Hal-hal yang mempengaruhi daya tahan tubuh, antara lain status gizi yang baik, kebugaran, keadaan lingkungan sekitar yang baik, dan kebersihan yang baik.
Menurut laman Hello Sehat, ada berbagai penyebab yang bisa membuat daya tahan tubuh seseorang melemah sehingga rentan tertular berbagai penyakit.
Berikut faktor penyebab menurunnya daya tahan tubuh:
1. Stres Menurut National Cancer Institute, stres berkepanjangan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena dapat mendorong otak memproduksi hormon kortisol. Produksi hormoin kortisol berlebihan inilah yang dapat mengganggu fungsi sel T dalam melawan infeksi.
2. Kurang olahraga Penelitian menunjukkan olahraga teratur dapat membantu fungsi neutrofil atau jenis sel darah putih yang membunuh mikroorganisme jahat. Sebaliknya, jarang olahraga akan membuat kita rentan mengalami berbagai penyakit.
3. Kurang tidur Kurang tidur bisa menyebabkan tubuh tidak dapat bekerja efektif dalam melawan infeksi atau kuman penyakit. Pasalnya, sel-sel dalam darah yang melawan infeksi bekerja untuk menjaga tubuh saat kita sedang tertidur.
4. Dehidrasi Air sangat penting untuk membantu membawa nutiris dan mineral yang diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk mencegah diri kita dari berbagai penyakit. Kurang air atau dehidrasi justru membuat kita mudah merasa lelah, sakit kepala, sembelit hingga mengancam jiwa.
5. Kurang nutrisi Menurut The American Academy of Nutrition and Dietetics, mengonsumsi makanan bergizi sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh karena menyediakan vitamin, mineral, fitokimia dan antioksidan yang penting.
Sebaliknya, makanan yang kaya akan lemak jenuh, gula, dan garam akan menganggu sistem kekebalan tubuh. (*)