Inilah Daftar Pebulu Tangkis Indonesia yang Menjuarai All England Sejak Tahun 1959
Pasangan Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, ikut ambil bagian untuk mempertahankan gelar
Bagaimana dengan pebulu tangkis Indonesia?
Tan Joe Hok merupakan pemain pertama dari Tanah Air yang menjuarai All England.
Tunggal putra Indonesia ini naik podium nomor satu pada All England 1959.
Setelah itu, Indonesia mesti menunggu selama sembilan tahun lagi untuk melihat wakilnya menjadi juara All England.
Pada 1968, tunggal putra Rudy Hartono dan ganda putri Minarni Sudaryanto/Retno Koestijah menjadi juara.
Bahkan, Rudy Hartono memborong gelar tunggal putra dalam tujuh tahun berturut-turut dari 1968 hingga 1974.
Dominasinya dihentikan Svend Pri (Denmark), sebelum dia kembali menjadi juara pada All England 1976.
Selama Rudy Hartono meraih masa keemasan itu, ganda putra Christian Hadinata/Ade Chandra juga jadi juara pada 1972-1973 dan Tjun Tjun/Johan Wahjudi juara 1974-1975.
Era Rudy Hartono berakhir, tunggal putra Indonesia kembali berjaya lewat Liem Swie King (1978, 1979, 1981).
Setelah itu, sektor tunggal putra cukup lama puasa gelar. Ardy Wiranata memutus paceklik gelar tunggal putra pada All England 1991, disusul keberhasilan Hariyanto Arbi (1993, 1994).
Sejak saat itu, tunggal putra Indonesia tak pernah lagi menjadi juara All England. Dari semua sektor, tunggal putri yang paling miskin gelar.
Susy Susanti menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang pernah juara All England.
Ratu bulu tangkis Tanah Air ini juara pada 1990, 1991, 1993 dan 1994.
Secara keseluruhan, ganda putra merupakan sektor yang paling sering mengibarkan bendera Merah-Putih di ajang All England.
Setelah era Tjun Tjun/Johan Wahjudi, ada Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono yang juara pada 1981, 1984, disusul Rudy Gunawan/Eddy Hartono (1992), Rudy Gunawan/Bambang Suprianto (1994), Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1995, 1996), Tony Gunawan/Halim Haryanto (2001), Candra Wijaya/Sigit Budiarto (2003), Ahsan/Hendra (2014, 2019) dan Marcus/Kevin (2017, 2018).
Sektor ganda putri pun tak terlalu gemilang karena hanya dua pasangan yang pernah juara.
Selain Minarni/Retno, ada Verawaty/Imelda Wiguna yang juara pada 1979. Sementara pada sektor ganda campuran, hanya ada tiga pasangan yang pernah naik podium nomor satu.