Pengakuan Pria di Jambi Tempeleng Kepsek & Sambil Bawa Pistol, Sakit Hati Anaknya Dibeginikan
Pria berinisial BM warga Desa Bukit Harapan, Kecamatan Tanjabbar, Jambi mengaku kesal setelah mengetahui ada guru yang tidak memberikan ponsel kepada
Untuk memaksimalkan wifi, pihak sekolah meminta warga sekolah tidak menggunakan ponsel selama ujian berlangsung.
Para siswa pun diminta untuk mengumpulkan ponsel yang dibawa secara suka rela.
“Siswa bersangkutan beralasan orangtuanya tidak mengizinkan HP tersebut dikumpulkan.
Demi kebersamaan kedudukan siswa dalam penegakan aturan, kepsek tetap meminta HP tersebut dan meminta siswa menginformasikan ke orangtuanya,” kata Ketua PGRI Provinsi Jambi Lukman, dikutip dari Tribun Jambi.
Namun tak disangka, pada Rabu sore ketika sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar, orangtua murid tersebut mendatangi sekolah dan terjadilah penganiayaan itu.
Tiba-tiba terdengar suara letusan yang keras dan membuat warga sekolah yang ada di lokasi berhamburan keluar.
Di halaman sekolah, mereka melihat kepala sekolah dibentak dan dipukul oleh seorang laki-laki yang diduga orang tua murid.
"Kepsek mencoba menghindar dengan menangkis pukulan tersebut.
Karena merasa belum puas, yang bersangkutan langsung menyingkap sebagian bajunya dan terlihat jelas pistol terselip di pinggangnya,” jelas Lukman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Wali Murid yang Aniaya Kepsek Sambil Bawa Pistol: Jengkel, Anak Saya Minta HP Tak Dikasi, tapi..."