Corona di Indonesia
Apindo: Bekerja dari Rumah Bisa Rugikan Dunia Usaha
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai bekerja dari rumah atau work from home (WFH) tidak bisa diadopsi di seluruh sektor usaha.
TRIBUN-BALI.COM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai bekerja dari rumah atau work from home (WFH) tidak bisa diadopsi di seluruh sektor usaha.
Apindo menilai kebijakan ini bisa saja memberikan efek kerugian bagi industri.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyatakan pengaruh kondisi kerja jarak jauh terhadap produktivitas perusahaan tergantung pada jenis usaha dan fungsi pekerjaan yang dilakukan.
"Misalnya saja perusahaan teknologi mungkin cocok dengan cara kerja ini, tetapi untuk jenis usaha lain, bahkan yang sama-sama jasa, akan sulit dilakukan karena level adopsi teknologi di tiap sektor industri berbeda," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/3/2020).
• SDN 28 Dangin Puri Denpasar Gelar UTS di Rumah, Guru Pantau Siswa dengan Video Call
• Pemkab Karangasem Gelar Disinfektan untuk Cegah Sebaran Corona, Bupati Karangasem Imbau Hal Ini
• Cerita Orang-orang Sembuh dari Virus Corona, Apa Kata Mereka Soal Gejala & Pengobatan yang Dijalani?
Bisa dibilang, tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari jauh.
Shinta menilai banyak kegiatan usaha dan pekerjaan yang masih membutuhkan interaksi langsung antar manusia atau menuntut pekerjaan tersebut dilakukan di tempat tertentu.
Dengan kata lain, tanpa adanya interaksi atau tidak berada di tempat tersebut, pekerjaan atau produktivitas tidak terjadi.
"Kalau tidak ada produktivitas sudah pasti perusahaan akan rugi," jelasnya.
Shinta menyatakan kerugian belum bisa dihitung karena tergantung jenis usahanya dan seberapa banyak porsi pekerjaan atau produktivitas yang bisa dipertahankan dalam kondisi bekerja di rumah.
Menurut Shinta semakin besar perusahaan tergantung pada interaksi langsung tentu saja bakal semakin tinggi hambatan terhadap produktivitasnya. Alhasil, kerugian lebih besar.
Shinta menjelaskan, kerugian yang dimaksud bukan hanya masalah perusahaan tidak menciptakan keuntungan saja, tetapi kerugian niche.
Maksudnya, perusahaan harus membayar pengeluaran dengan besaran yang sama (fixed cost) sedangkan output produktivitas turun secara drastis.
Bisa dibilang, kebijakan ini bisa mematikan perusahaan dan membawa Indonesia pada krisis kalau dipaksakan pada semua perusahaan.
Atas dasar ini, Apindo menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan himbauan saja kepada perusahaan agar secara sukarela mengatur kebijakan work-from-home.
Shinta menilai agar kerugian produktivitas pada perusahaan bisa diminimalisir.
Adapun bagi perusahaan manufaktur yang tetap harus beroperasi, harus menerapkan aturan seperti pengukuran panas badan pemakaian hand sanitizer menggunakan masker sarung tangan untuk mengurangi penyebaran virus di lingkungan kerja. (*)
