Fakta-Fakta tentang Kartu Pra Kerja, Siapa Saja yang Berhak hingga Cara Mendaftar
Terbilang masih baru, Kartu Pra Kerja belum begitu familiar di telinga masyarakat. Dikutip dari Tribun Style, berikut fakta-fakta mengenai Kartu Pra
Siapa Pemegang Kartu Pra Kerja
Kartu Pra Kerja memiliki sasaran tersendiri.
Dikutip dari kompas, ada beberapa kelompok yang jadi sasaran kartu Pra Kerja ini.
Kartu Pra Kerja ditujukan bagi penduduk usia kerja yang sedang mencari kerja atau yang sedang tidak mencari namun ingin berganti profesi, buruh, karyawan, korban PHK, lulusan SMA atau SMK dengan usia minimal 18 tahun ke atas.
Adapun prioritas pemerintah dalam program ini adalah pencari kerja muda.
Namun kartu ini tidak untuk yang sedang bersekolah atau duduk di bangku kuliah.
Gandeng 8 Platform Market Place dan 3 Mitra Pembayaran
Seperti dikutip dari kompas.com, Airlangga menjelaskan, biaya pelatihan yang akan ditanggung pemerintah melalui kartu pra kerja bervariasi, mulai Rp 3 juta hingga Rp 7 juta per orang.
Selanjutnya, pemerintah akan membayarkan biaya pelatihan tersebut kepada lembaga pelatihan melalui platform digital.
Hingga artikel ini ditulis, tercatat delapan platform market place yang akan menjadi perantara antara lembaga pelatihan dan pencari kerja.
Platform tersebut adalah Tokopedia, Bukalapak, Skill Academy by Ruangguru, MauBelajarApa, HarukaEdu, PijarMahir, Sekolah.mu dan Sisnaker.
Tak hanya menggandeng mitra digital sebagai market place, pemerintah juga bekerja sama dengan tiga mitra pembayaran yaitu BNI, OVO dan LinkAja.
"Dengan 11 mitra mulai pendaftaran, pemilihan pelatihan dan pembayaran insentif paska pelatihan sudah bisa dilakukan. Pelatihan baik online, offline, hybrid bisa model three in one, two in one atau satu pealtihan saja," jelas Airlangga pada kompas.com.
Di tengah darurat virus corona ini, pemerintah membatasi hanya empat lokasi saja yang bisa menyelenggarakan pelatihan secara offline, yakni Kepulauan Riau, Bali, Sulawesi Utara, dan Surabaya.
"Dan khusus pelatihan-pelatihan offline dalam tahap awal ini per kelas dibatasi maksimal 20 orang, mencegah apa yang terjadi hari ini terkait corona, kita batasi pelatihan yang sifatnya offline," jelas Airlangga pada kompas.com.