Negara Bagian AS, New York Ambil Keputusan Lockdown Cegah Penyebaran Virus Corona
Mengikuti jejak California, negara bagian New York di Amerika Serikat (AS) memberlakukan lockdown dalam upaya mengatasi pandemi virus Corona
New York Berlakukan Lockdown, Pelanggar Akan Dihukum
TRIBUN-BALI.COM, NEW YORK - Mengikuti jejak California, negara bagian New York di Amerika Serikat (AS) memberlakukan lockdown dalam upaya mengatasi pandemi virus Corona yang merajalela.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, memerintahkan para pekerja dari sektor non-esensial untuk tetap di rumah dan melarang segala macam perkumpulan di luar ruangan.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Jumat (21/3), Cuomo menegaskan perintah ini mulai berlaku bagi lebih dari 19 juta penduduk New York pada Minggu (22/3) malam, pukul 20.00 waktu setempat.
Ditambahkan Cuomo, hukuman denda akan dijatuhkan kepada siapa saja yang melanggar perintah ini.
"Kita semua dalam karantina sekarang," tegas Cuomo kepada wartawan, sembari menambahkan bahwa negara bagian New York sedang 'on pause'.
Dijelaskan Cuomo, tindakan drastis tersebut diperlukan demi menghentikan penyebaran cepat virus Corona di negara bagian yang telah mengonfirmasi lebih dari delapan ribu kasus, jumlah kasus terbanyak di AS.
Jumlah korban meninggal di New York, menurut Johns Hopkins University, mencapai 46 orang.
"Bukan, ini bukan kehidupan seperti biasa," tegas Cuomo dalam konferensi pers. "Terimalah, dan sadarilah, dan hadapilah," imbuhnya kepada warga New York.
Otoritas New York menyebut lebih dari 1.200 orang dirawat di rumah sakit sejak virus Corona muncul di negara bagian itu.
Pembatasan-pembatasan diperlukan untuk menjaga sistem layanan kesehatan agar tidak kewalahan.
Di bawah aturan baru, seluruh bisnis non-esensial diperintahkan tutup.
Namun bisnis dan layanan penting, termasuk toko bahan makanan dan apotek, tetap diizinkan buka.
Cuomo menyatakan bahwa '100 persen tenaga kerja' untuk bisnis non-esensial harus tetap tinggal di rumah.
Seluruh perkumpulan, tidak peduli jumlah orangnya dan apapun alasannya, harus dibatalkan atau ditunda. Aturan ini juga berlaku untuk acara pesta dan perayaan.
Para pekerja yang dianggap penting dalam menjaga masyarakat tetap berfungsi akan menjadi pengecualian.
Katagori itu cukup luas, mulai dari pegawai fasilitas kesehatan, pegawai bandara, pegawai tempat produksi makanan, pegawai toko bahan makanan, petugas delivery, hingga guru, polisi dan pegawai bank.
Warga masih bisa berolahraga di luar rumah, namun disarankan untuk melakukannya sendirian dan tidak bergerombol dalam kelompok.
Pembatasan juga berlaku bagi orangtua yang ingin membawa anaknya ke tempat bermain atau sekedar ke rumah temannya.
Transportasi umum masih akan beroperasi, namun Cuomo memperingatkan, warga hanya bisa menggunakannya untuk urusan 'mendesak dan sangat diperlukan'.
Penggunaan transportasi umum diprioritaskan bagi pekerja sektor penting saja.
Ditambahkan Cuomo, orang-orang diimbau untuk menjaga jarak sekitar 1,6 meter satu sama lain ketika beraktivitas di tempat umum.
"Tindakan ini akan memicu gangguan. Akan menyebabkan banyak yang tidak senang. Saya memahami itu," ucap Cuomo.
Cuomo juga menyatakan, selain hukuman denda, juga akan ada sanksi penutupan bagi setiap bisnis yang tidak mematuhi aturan.
Wali Kota New York City, Bill de Blasio, megatakan polisi akan berpatroli untuk 'mengingatkan orang-orang, mendidik orang-orang, memperingatkan orang-orang' soal aturan ini dan berwenang membubarkan perkumpulan massal.
Sebelumnya, Gubernur California, Gavin Newsom, telah mengumumkan lockdown untuk menjaga 40 juta warganya tetap di rumah. (ap/afp/dtc/tribunnetwork/cep)