Corona di Bali
Hari Ngembak Geni, Jalanan di Kota Denpasar Ditutup dan Dijaga Ketat, Cegah Covid-19
Hari Ngembak Geni jalanan ditutup dan dijaga ketat petugas dan pecalang. Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Situasi Hari Ngembak Geni atau satu hari sesudah Hari Raya Nyepi tampak berbeda dari tahun sebelumnya.
Kini tampak sepi dan jalanan lengang.
Tak hanya itu, jalanan juga ditutup dan dijaga ketat petugas dan pecalang.
Hal ini merupakan tindak lanjut atas imbauan Gubernur Bali, I Wayan Koster yang meminta seluruh masyarakat Bali, tetap di rumah pada Kamis 26 Maret 2020.
• Menurut Dan Buettner, Ini yang Bisa Kita Tiru dari Negara Paling Paling Bahagia di Dunia
• Ganjar Minta Pantau Ketat Perantau dari Jabodetabek yang Mudik
• WIKI BALI - Berkenalan dengan Kelurahan Renon, Ini Sejarahnya
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Social distancing dan physical distancing dinilai sebagai langkah paling efektif dengan cara membatasi aktifitas masyarakat di luar rumah, mengurangi interaksi dan menjaga jarak dengan orang lain.
Pantauan Tribun Bali, di sejumlah lokasi di Denpasar, Bali, seperti di Pasar Badung maupun pasar lainnya terpantau tidak beroperasi, tidak ada satu pun pedagang ataupun pengunjung yang berlalu-lalang.
Jalanan di sekitar kawasan itu pun lengang, seluruh warung dan pertokoan dalam kondisi tertutup pintunya.
Tak hanya itu, dari pantauan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terpantau tidak beroperasi.
Termasuk perkantoran khususnya swasta terlihat meliburkan pegawainya.
Kawasan Catur Muka Puputan Badung, Jalan Hayam Wuruk, Kawasan Renon, Jalan P.B Sudirman hingga Jalan Raya Sesetan dijaga ketat oleh petugas keamanan, Satpol PP, dan pecalang serta polisi yang berpatroli.
Di jalan-jalan desa atau permukiman pun demikian.
Jalan atau gang banyak yang ditutup menggunakan bambu, kursi maupun portal lainnya untuk menutup akses, setiap pelintas ditanyakan terkait kepentingannya.
Beberapa diantaranya tampak tak paham dengan imbauan ini, ada seorang ibu-ibu yang hendak ke pasar, namun kemudian diinformasikan bahwa pasar tutup, ibu itu lantas kembali memutar motornya,
Pengendara lain yang tidak berkepentingan mendesak diarahkan untuk kembali di rumah, kecuali ada beberapa warga yang ingin memeriksakan keluarganya yang sedang sakit, ada yang hendak memeriksakan anaknya yang demam.
“Anak saya demam pak, ini panas,” ujar salah seorang warga ketika ditanya petugas yang berjaga.
Kepala Satpol PP Dewa Gede Anom Sayoga yang juga turut berkeliling dan memonitor lapangan, menuturkan upaya ini sebagai langkah untuk kepentingan bersama mencegah penyebaran Covid-19.
Meskipun ada sejumlah warga yang nekat keluar rumah, pihaknya mengedepankan upaya persuasif.
“Ya kita sudah persuasif untuk bisa dipahami semua pihak,” tuturnya.(*)