Corona di Bali

Digempur Virus Corona, Bisnis Pariwisata di Bali Kelabakan, Okupansi Hotel Anjlok, Mall Tutup

Merebaknya wabah COVID-19 juga telah mempengaruhi kinerja industri pariwisata di dunia dan Indonesia, khususnya tingkat hunian hotel.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Rino Gale
Terlihat para wisatawan mancanegara maupun domestik memadati Water Blow di Kawasan Pulau Penisula, ITDC, Nusa Dua, Sabtu (15/12/2018). 

TRIBUN BALI.COM - Wabah Covid-19 atau virus Corona sudah sangat memukul perekonomian warga di Bali terutama yang berkaitan dengan pariwisata. 

di Ubud, Gianyar contohnya, selama ini hampir 80 persen warga sangat mengandalkan pariwisata.

Dengan mewabahnya Covid-19, dan tidak adanya kunjungan wisatawan, mengakibatkan warga yang bergantung penuh pada pariwisata kini kesulitan ekonomi.

Seperti, pemilik art shop hingga sopir transportasi pariwisata.

Seorang warga Desa Padangtegal, I Putu Tucah mengatakan, sejumlah art shop di Padangtegal sudah memilih tutup, karena tidak adanya wisatawan yang berbelanja.

Tak hanya itu, para sopir konvensional yang mengandalkan wisatawan juga tidak memiliki pemasukan.

"Art shop ada yang buka dan ada yang tutup. Tidak ada pemasukan sama sekali. Gula pun terasa pahit sekarang," ujar pria karib disaba Tucah, yang selama ini bekerja sebagai sopir freelance.

Pihaknya berharap kondisi ini bisa cepat berakhir. Dan, berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membantu masyarakat secara ekonomi.

"Semoga ada kebijakan dari pemerintah, karena ekonomi saat ini sangat sulit. Semoga situasi kembali pulih," harapnya. 

Okupansi Hotel Nusa Dua Tinggal 30 Persen 

Kawasan ITDC Nusa Dua menjadi lokasi pertemuan Annual Meetings IMF-WBG 2018.
Kawasan ITDC Nusa Dua menjadi lokasi pertemuan Annual Meetings IMF-WBG 2018. (Istimewa)

Merebaknya wabah COVID-19  juga telah mempengaruhi kinerja industri pariwisata di dunia dan Indonesia, khususnya tingkat hunian hotel. 

Kini, tingkat hunian di The Nusa Dua per 26 Maret 2020 hanya tinggal 30,45 persen.

Jumlah ini turun dari tingkat hunian pada bulan Februari 2020 yang mencapai 51,98 persen, dan turun dibandingkan dengan tingkat hunian pada bulan Februari 2019 yang sebesar 72,58 persen.

“Kami sebagai pengelola kawasan, berkomitmen terus menjaga kawasan The Nusa Dua dapat steril dari penyebaran virus COVID-19 dan berharap pandemi COVID-19 dapat segera teratasi sehingga industri pariwisata di Bali khususnya The Nusa Dua dapat kembali bergerak naik,” kata Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, Selasa (31/3/2020).

Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) BUMN yang merupakan pengembang kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB, melalui Strategic Business Unit (SBU) hingga saat ini mengaku  terus menjaga kondisi kawasan The Nusa Dua dengan melakukan langkah mitigasi penyebaran Pandemi COVID-19 dan memonitor kesehatan mereka yang bekerja dan berwisata di dalam kawasan.

Langkah-langkah mitigasi yang telah dilakukan di antaranya mengeluarkan surat imbauan penyediaan dan penggunaan hand sanitizer kepada para tenant hotel dan fasilitas di The Nusa Dua pada tanggal 13 Februari 2020.

Dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada sejumlah titik diantaranya, toilet publik, mushola, stan kuliner yang dikelola paguyuban masyarakat, pos pengamanan, mesin ATM dan shuttlebus pada tanggal 7 Maret 2020.

Langkah ini sejalan dengan Surat Edaran dari Sekretaris Daerah Provinsi Bali tentang peningkatan kewaspadaan penyebaran COVID-19 melalui gerakan hygiene dan sanitasi lingkungan.

Tenant dan fasilitas di kawasan The Nusa Dua juga telah diwajibkan untuk melakukan pengecekan suhu tubuh baik bagi karyawan masing-masing maupun pengunjung, melaksanakan kegiatan kebersihan secara rutin didalam bangunan/lingkungan hotel/restoran/tempat usaha lainnya.

Pihaknya juga menyiapkan Crisis Center sebagai tempat pengaduan pengunjung/tamu jika diiindikasi ada gejala di luar kondisi normal, melakukan mitigasi jika ada suspectdan membawa ke rumah sakit terdekat, serta melakukan monitoring berkala dengan pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit.

“Melalui langkah-langkah mitigasi yang telah kami lakukan, kami berharap dapat terus mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 di kawasan The Nusa Dua,” imbuh Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, Selasa (31/3/2020).

Dengan satu kantor pengelola,  24 hotel dan 6 fasilitas, tercatat 10.713 orang bekerja di kawasan The Nusa Dua. 

Sedangkan jumlah wisatawan yang menginap di The Nusa Dua hingga 26 Maret mencapai 23.412 orang.

Di kalangan internal, mengikuti kebijakan korporasi, SBU The Nusa Dua telah menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (Working From Home-WFH) pada tanggal 16 Maret – 5 April 2020, kecuali bagi mereka yang bertugas menjaga keamanan dan kebersihan kawasan.

“Selain memastikan kondisi kesehatan harian para petugas keamanan dan kebersihan kawasan, kami juga melengkapi mereka dengan Alat Pelindung Diri (APD) dalam mengemban tugas sehari-hari, sehingga mereka dapat terhindar dari risiko-risiko gangguan kesehatan."

"Kami juga mengarahkan mereka untuk selalu menerapkan social distancing saat bekerja,” tambah Ngurah Ardita. 

Lippo Mall, Beachwalk dan Matahari Duta Plaza Ditutup

Pengunjung memadati Beachwalk pada malam tahun baru, Senin (31/12/2018).
Pengunjung memadati Beachwalk pada malam tahun baru, Senin (31/12/2018). (Tribun Bali/Firizqi Irwan)

Untuk mengurangi jumlah kerumunan masyarakat, Mall Matahari Duta Plaza yang berada di Jalan Dewi Sartika, Denpasar memutuskan untuk tutup sementara mulai tanggal 1 sampai 12 April 2020.

Sebanyak 450 orang karyawan pun bakal dirumahkan sementara

"Iya benar. Seperti kita ketahui sekarang sedang ada wabah virus corona. Ini upaya kami untuk membantu pemerintah dan membantu rumah sakit," kata General Maganer Matahari Duta Plaza Denpasar, Marthinus Parera saat dihubungi Senin (30/3/2020) 

Dia mengatakan, dengan banyaknya jumlah karyawan di seluruh tenant yang ada di Matahari Duta Plaza Mall ia nilai cukup beresiko untuk tetap membuka mall tersebut dalam kondisi seperti sekarang.

"Apalagi kita tahu sekarang ini adalah minggu-minggu puncaknya virus tersebut menyebar. Kita juga tidak tahu yang datang ke kami kondisinya bagaimana kan," ujar Marthinus.

Meski demikian, Marthinus mengaku masyarakat masih bisa belanja di Mall Duta Plaza via online.

"Jadi kami masih menempatkan beberapa karyawan saja untuk menjaga stand belanja online," imbuhnya.

Untuk sementara, Matahari Duta Plaza hanya menutup mall sebanyak 12 hari.

Namun demikian, jika dalam 12 hari kedepan masih beresiko dan bahkan semakin parah, Marthinus mengatakan kemungkinan akan diperpanjang.

"Ya kita lihat kedepan perkembangannya seperti apa dulu. Setidaknya kami bisa memutus rantai penularan untuk membantu pemerintah," katanya.

Hal yang sama juga dilakukan Beachwalk Shopping Center.

Mengikuti arahan pemerintah, dalam upaya penerapan social distancing guna mengantisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19), Beachwalk  ditutup sejak 28 Maret – 10 April 2020.

Namun ada beberapa tenant yang masih buka, diantaranya Guardian, Foodmart, Natural Farm, ATM Center, Central Kuta (Money Changer), BNI,dan Clinic.

“Sebelum tutup kami telah mengubah jam kunjung mall, dari jam 11 siang sampai 9 malam waktu Bali,” jelas Marketing & Communications Manager Beachwalk Shopping Center, Luh Made Winda, kepada Tribun Bali, Senin (30/3/2020).

Keputusan ini pun, kata dia, diambil sesuai imbauan pemerintah.

“Nanti 11 April 2020 kami kembali buka, dengan jam operasional tidak seperti biasanya. Lebih pendek, yaitu dari jam 11 siang sampe 9 malam,” sebutnya.

Tenant yang buka ini, kata dia, menyediakan kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan dan vitamin, hingga kebutuhan akan uang tunai.

Mall yang kerap disebut BW ini, juga menerapkan social distanding di kawasannya.

Misalkan ada penunjuk arah atau informasi di dalam mall terkait social distancing. Sehingga memastikan pengunjung tetap menjaga jarak. “Kami juga mengingatkan harus cuci tangan,” imbuhnya.

Di setiap titik-titik strategis mall seperti pintu masuk juga dijaga security dan disediakan hand sanitizer termasuk pengecekan suhu tubuh.

“Jadi sebelum masuk, baik pengunjung, pegawai toko, hingga management semua dicek,” tegasnya. Ada hampir 200 tenant di dalam BW.

Ia menegaskan, apabila  ada yang terdeteksi suhu tubuhnya di atas 37 drajat maka tidak bisa masuk dan langsung diarahkan ke klinik.

“Kami cek dan kalau harus kami arahkan ke rumah sakit untuk tindakan selanjutnya,” jelasnya.

Harapannya, adalah kesehatan baik pekerja di BW maupun pengunjung aman. Ditutupnya mall ini juga membantu agar warga stay at home, atau tinggal di rumah saja.

“Termasuk work from home juga dimaksimalkan, agar kondisi ini cepat pulih. Dengan orang disiplin kan korban bisa ditekan lalu semuanya cepat pulih,” katanya.

Saat kondisi secara keseluruhan pulih, tentu akan mempengaruhi bisnis BW juga.

“Intinya sehat dulu, semuanya pulih secara global dan bisnis mall juga pasti membaik. Makanya tenant yang dibuka adalah tenant yang benar-benar menjual kebutuhan dasar, buah, makanan, vitamin, kebutuhan uang,” imbuhnya.

Ia mengakui ada penurunan bisnis, namun hal ini dialami semua segmen bukan hanya mall atau BW saja. “Semua pasti menurun, tapi penting saat ini mensosialisasikan untuk masyarakat tetap stay at home,” tegasnya.

Lippo Mall Tutup

Selain Beachwalk, Lippo Mall juga mengalami hal yang sama. 

 Marketing Communication Lippo Mall Kuta, Hendra Darmawan, menjelaskan bahwa Lippo Mall juga sangat mengikuti imbauan pemerintah.

Khususnya dalam penanganan terhadap virus Corona (Covid-19) ini, dengan melakukan penutupan mall sejak 28 Maret sampai 9 April 2020.

“Kami akan lihat nanti kondisinya ke depan, dan disesuaikan dengan arahan pemerintah pusat serta daerah, dan banyak pertimbangan lainnya,” jelasnya pada Tribun Bali, Senin (30/3/2020).

Hendra, sapaan akrabnya, menambahkan jika ada perubahan akan diinformasikan lebih lanjut.

“Namun kami fokus mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam menangani penyebaran Corona ini agar tidak meluas,” tegasnya.

Selain Lippo Mall Kuta, Lippo Plaza Sunset juga tutup pada periode tersebut.

Ia mengakui ada dampak signifikan pada bisnis mall, namun saat ini prioritas Lippo Mall adalah membantu mengurangi penyebaran Corona dengan tutup sementara.

“Karena keselamatan dan kesehatan adalah yang utama,” imbuhnya.

Ia pun berharap, langkah serius Lippo Mall ini sejalan dengan usaha pemerintah pusat dan daerah dalam memerangi pandemi Covid-19.

“Kami terus berdoa, dan berpikir positif bahwa situasi akan segera membaik. Sehingga jam operasional mall kembali seperti semua, lalu Bali dan Indonesia bersatu melewati masa sulit ini,” katanya.

Ia menjelaskan, sebelum ditutup dilakukan penyesuaian jam operasional dengan waktu lebih pendek dari jam 11 siang sampai 8 malam saja.

“Saat ini kami hanya melayani pengunjung untuk tenant yang menyediakan kebutuhan pokok saja,” tegasnya.

Untuk Lippo Mall Kuta tenant tersebut, seperti Primo Supermarket, Guardian, Mr. D.I.Y, dan Vinyard. Dengan akses tangga AOS dan lobby utara.

“Dengan perubahan jam operasional, dan penutupan mall kami berharap mengurangi mobilitas warga dan melindungi publik dari dampak Covid-19,” katanya.

Kemudian mall juga memiliki waktu lebih untuk memastikan kebersihan gedung sebelum dibuka.

Karyawan yang bekerja di mall bisa menghindari desak-desakan di jam sibuk.

“Semua protokol keamanan publik seperti kebersihan gedung, pengukuran suhu badan semua pengunjung, menyediakan hand sanitizer tetap dijalankan dan diawasi secara ketat,” tegasnya.

Acara di dalam mall yang berpotensi mengumpulkan pengunjung juga telah ditiadakan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved