Berita Banyuwangi

Rumah Isolasi untuk Karantina Pemudik di Banyuwangi Terus Bertambah

Jumlah rumah isolasi berbasis desa yang berfungsi untuk mengarantina para pemudik di Banyuwangi terus bertambah

Surya/Haorrahman
Salah satu rumah isolasi untuk karantina pemudik di Banyuwangi, Selasa (7/4/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI -  Jumlah rumah isolasi berbasis desa yang berfungsi untuk mengarantina para pemudik di Banyuwangi terus bertambah.

Rumah-rumah tersebut disiapkan untuk mengisolasi para pemudik demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19).

“Per Selasa (7/4/2020) pagi ada 212 rumah dengan 495 kamar yang siap, dan akan terus bertambah. Sebelumnya baru 181 rumah. Target kami, di setiap 217 desa/kelurahan ada satu atau dua rumah isolasi. Bisa manfaatkan balai desa, gedung pertemuan warga, rumah warga yang tidak dipakai dan sebagainya,” ujar Kepala Dinas Kominfo Banyuwangi, Budi Santoso, Selasa (7/4/2020).

Dia menjelaskan, ratusan rumah isolasi itu tersebar ke berbagai desa.

12 Ruang Isolasi Khusus untuk Pasien Covid-19 di RS Unud Telah Siap

Pemerintah Putuskan Tunda Pendaftaran dan Seleksi Sekolah Kedinasan Tahun 2020

Bawang Merah dan Bawang Putih Mulai Alami Penurunan Harga di Bali

“Setiap pendatang didata RT dan desa, dengan koordinasi bersama Puskesmas, lalu wajib isolasi mandiri 14 hari. Jika kondisi rumah yang bersangkutan tidak memungkinkan karena ramai keluarga, atau jika kemudian ditemukan bahwa mereka tidak isolasi mandiri, maka petugas Babinsa dan Bhabinkamtibmas bergerak membawa ke rumah isolasi yang disiapkan,” ujarnya.

“Tapi akan lebih tunda mudik dulu. Kita tidak tahu siapa yang jadi carrier virus. Sayangi diri sendiri dan keluarga di rumah,” tambah Budi.

Kepala Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo, Maksum mengatakan, pihaknya menyediakan rumah singgah di masing-masing dusun dengan gotong royong bersama warga.

Rumahnya cukup representatif.

“Kami sengaja membuat rumah singgah ini, karena kan posisi desa kami di perbatasan daerah. Jadi kami merasa perlu menyediakan rumah isolasi ini sebagai desa yang berada di pintu gerbang utara Banyuwangi. Jadi kami harus antisipasi juga,” ujarnya.

Untuk warga yang tinggal di rumah isolasi, sambung Maksum, pihaknya menyediakan makanan sehari-hari.

“Desa sudah menganggarkan ini, lewat APBDes juga ada. Nanti ada yang memasakkan pula. Pokoknya wajib isolasi 14 hari bagi semua pendatang dari daerah terjangkit,” ujarnya.

Camat Kabat Susanto Wibowo menambahkan, di daerahnya terdapat 15 rumah isolasi yang tersebar di desa-desa.

“Kita juga bergerak bersama pemerintah desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan para tokoh masyarakat untuk bersama-sama mengawal proses isolasi 14 hari bagi orang yang datang dari zona merah atau daerah terjangkit,” paparnya. (*)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved