5 Tips Menyiapkan Dana Darurat Agar Keuangan Selamat

Dana darurat bisa menjadi penolong di kala Anda sakit, kecelakaan, terkena PHK, serta mencegah Anda dari utang.

Gambar oleh Peter Fertig dari Pixabay
Foto ilustrasi uang di celengan babi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Saat kita merencanakan keuangan pos dana darurat mungkin sering dilewatkan oleh beberapa orang.

Alasannya pun beragam.

Seperti lebih memilih mengalokasikan dana ke kebutuhan pokok hingga untuk kebutuhan sekunder.

Padahal menyisihkan uang untuk dana darurat sangatlah penting untuk kondisi darurat atau mendesak.

Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Anak Krakatau Tahun 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang

Memasak Nasi dengan Air Mendidih dan Air Biasa, Apa Bedanya?

WIKI BALI - Ini Sejarah Desa Sumerta Kaja, Memiliki Festival Tahunan

Apalagi di tengah wabah pandemi corona seperti sekarang ini.

Di mana kondisi ekonomi sedang paceklik, ikut mempengaruhi penghasilan para pekerja, khususnya pekerja di sektor informal.

Dana darurat bisa menjadi penolong di kala Anda sakit, kecelakaan, terkena PHK, serta mencegah Anda dari utang.

Baik kepada orang lain, perbankan, maupun perusahaan fintech lending lewat pinjaman online.

Oleh karenanya, dana darurat perlu dipersiapkan sedini mungkin.

Dari setiap penghasilan yang diperoleh, sisihkan untuk anggaran tersebut.

Jangan tunda mengumpulkan dana darurat jika ingin keuangan Anda selamat.

Berikut tips menyiapkan dana darurat sedari sekarang, seperti dikutip dari Cermati.com:

1. Tentukan berapa dana darurat yang ingin dikumpulkan

Sebetulnya tidak ada batasan jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan setiap orang.

Lebih banyak, lebih bagus.

Namun idealnya dana darurat sekitar 3-6 bulan dari pengeluaran rutin untuk yang masih single, dan bagi yang sudah berkeluarga (memiliki lebih dari 2 anak) sekitar 6-12 bulan pengeluaran.

Jadi misalnya Anda sudah menikah dan punya 3 anak bergaji Rp 6 juta per bulan.

Pengeluaran bulanan sebesar Rp 5 juta per bulan, maka untuk mencapai porsi ideal dana darurat, Anda mesti mengumpulkan Rp30 juta-Rp 60 juta.

2. Tentukan jangka waktu dan cara mengumpulkannya

Setelah jumlah, langkah berikutnya adalah menentukan jangka waktu mengumpulkan dana darurat.

Contohnya untuk bisa mencapai dana darurat minimal Rp30 juta, Anda menargetkan waktu 2 tahun (24 bulan).

Dengan demikian, Anda perlu menyisihkan sebesar Rp1,25 juta per bulan.

Jika dihitung dari gaji bulanan sebesar Rp6 juta, angka Rp 1,25 juta ini sama dengan lebih dari 20 persen.

Apabila Anda hanya sanggup menyisihkan 10 persen, itu berarti Rp 600.000.

Sehingga Anda butuh waktu 50 bulan untuk mencapai jumlah dana darurat Rp 30 juta.

Dalam menentukan besaran anggaran dana darurat dari gaji bulanan, sebenarnya disesuaikan dengan kemampuan finansial.

Jangan memaksakan terlalu besar jika Anda punya banyak kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, seperti biaya pendidikan anak, dan lainnya.

Jika dapat uang lebih dari bonus tahunan atau bonus kinerja, Anda dapat menyisihkan uang untuk dana darurat lebih banyak.

Selain itu, tempatkan dana darurat pada rekening terpisah. Jangan dicampuraduk dengan rekening belanja atau pengeluaran.

3. Pantau terus dana darurat Anda

Setiap bulan dikumpulkan, setiap bulan pula dipantau.

Apabila dalam perjalanannya, dana darurat terpaksa ditarik misalnya untuk keperluan perawatan rumah sakit, Anda harus bertekad untuk menggantinya di bulan berikutnya.

Usahakan dana darurat terus bertambah, bukan malah semakin berkurang, bahkan sampai ludes tak bersisa.

4. Pastikan penggunaan dana darurat untuk keperluan mendesak

Namanya juga dana darurat, berarti ditujukan untuk keadaan darurat atau genting.

Di antaranya jatuh sakit tapi belum punya asuransi kesehatan atau BPJS Kesehatan, rumah rusak akibat bencana alam, kecelakaan, dan keperluan mendesak lainnya.

Jangan sampai dana tersebut justru dipakai untuk hal-hal bersifat konsumtif.

Mengumpulkan dana darurat untuk membeli smartphone terbaru atau jalan-jalan ke luar negeri.

Itu sih lebih baik punya alokasi anggaran khusus untuk membeli ponsel incaran ataupun liburan.

Jika tidak ada kebutuhan penting nan genting, jangan sekali-kali mengusik dana darurat Anda.

Pertahankan agar terkumpul lebih banyak, sehingga Anda dapat menjalani hidup dengan tenang.

5. Cari penghasilan tambahan lain untuk mengisi kas dana darurat

Kalau hanya mengandalkan gaji dan kemampuan menyisihkan dana darurat, bakal lama waktunya agar terkumpul sesuai jumlah ideal.

Anda bisa mencari penghasilan tambahan lain untuk mengisi kas dana darurat.

Contohnya saja dari berbisnis, investasi, maupun kerja sampingan.

Lumayan kan, keuntungan dari bisnis atau investasi, serta penghasilan dari bekerja sampingan dapat menambah dana darurat Anda.

Misal untuk mengejar target dana darurat sebesar Rp 30 juta dalam waktu 24 bulan, jika kemampuan Anda dari gaji hanya menyisihkan Rp 600.000, maka sisanya Rp 750.000 bisa Anda cari dari hasil jualan baju secara online atau imbal hasil dari investasi setiap bulan.

Jangan Anggap Dana Darurat Sebagai Beban Dana darurat sangat penting agar Anda lebih tenang menghadapi kemungkinan terburuk dan masa-masa paceklik keuangan.

Tidak ada kata terlambat untuk mengumpulkan dana darurat.

Jadikan ini sebagai kesempatan untuk Anda memperbaiki rencana keuangan.

Manfaat dana darurat sangat besar.

Oleh karenanya, jangan menganggap menyisihkan uang setiap bulan untuk dana darurat sebagai beban.

Lakukan saja, toh ini demi kebaikan keuangan Anda di masa depan.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tips Jitu Menyiapkan Dana Darurat Sebelum Kondisi Gawat", https://money.kompas.com/read/2020/04/11/103200826/tips-jitu-menyiapkan-dana-darurat-sebelum-kondisi-gawat.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved