8 Hal Ini Harus Diperhatikan Orangtua di Tengah Pandemi Covid-19 Agar Anak-anak Lebih Tenang
Ketika orangtua menghadapi pemberitaan wabah Covid-19 dengan tenang dan kata-kata positif, mereka akan dapat memberikan dukungan terbaik untuk anak
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mencegah penularannya.
Banyak orang merasa khawatir dengan virus tersebut.
Kadang ada juga yang stres karena Covid-19 tak kunjung berakhir.
Ketakutan dan kecemasan terhadap penyakit baru ini memang luar biasa dan bisa menyebabkan emosi yang kuat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
• Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi, Ini Cara Menyeimbangkannya agar Terhindar dari Stres
• Gunung Anak Krakatau Meletus, Warganet Kisahkan Suara Dentuman Tak Biasa, Ini Kata BNPB
• Rahmat Dengar Dentuman Keras Saat Anak Krakatau Meletus, Warga di Pesisir Kalianda Mengungsi
Yang perlu diingat adalah, anak-anak akan bereaksi seperti apa yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka.
Ketika orangtua menghadapi pemberitaan wabah Covid-19 dengan tenang dan kata-kata positif, mereka akan dapat memberikan dukungan terbaik untuk anak-anak mereka.
Sehingga, anak-anak juga akan bersikap lebih tenang menghadapi wabah ini dan rutinitas hidup mereka yang banyak berubah.
Meski demikian, ada delapan hal yang harus diperhatikan orangtua terkait anak-anak mereka, bukan hanya kesehatan fisik, tapi juga kondisi kesehatan mental mereka selama masa karantina di tengah pandemi Covid-19.
1. Perhatikan jika ada tanda-tanda penyakit pada anak
Jika ada tanda-tanda penyakit yang konsisten dengan gejala Covid-19, terutama demam, batuk, atau sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat dan jauhkan anak dari anggota keluarga lain dirumah.
2. Perhatikan tanda-tanda stres pada anak
Beberapa perubahan umum yang harus diperhatikan termasuk kekhawatiran atau kesedihan yang berlebihan, kebiasaan makan atau tidur yang tidak sehat, dan kesulitan dengan konsentrasi.
Menurut psikolog Roslina Verauli, MPsi, perubahan kehidupan yang dialami anak rentan menyebabkan stress.
“Mulai dari perubahan sistem belajar, tugas sekolah yang banyak, hingga kebutuhan bermain dengan teman yang tak terpenuhi bisa menjadi sumber stress pada anak. Belum lagi konflik di rumah yang lebih rentan terjadi karena kegiatan terbatas hanya di lingkungan rumah,” kata Vera pada Kompas.com.
Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak tentang wabah Covid-19.