Corona di Indonesia

Anies Baswedan Imbau Warga Bersiap Hadap Pandemi Virus Corona Hingga Lebaran

Ibarat fenomena heboh di Wuhan, China, lokasi awal ditemukan virus itu, atau di Vietnam, Januari lalu, seperti itulah kondisi Jakarta

Editor: Eviera Paramita Sandi
(KOMPAS.com/NURSITA SARI)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan konferensi pers terkait virus corona di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (2/3/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Di tengah meningkatnya kurva kasus Virus Coroa atau Covid-19 di Jakarta, Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Anies Baswedan mengajak warga untuk bersiap menghadapi fenomena ini sampai lebaran.

Ibarat fenomena heboh di Wuhan, China, lokasi awal ditemukan virus itu, atau di Vietnam, Januari lalu, seperti itulah kondisi Jakarta saat ini.

Oleh karena itu, ia meminta warga bersiap menahan diri sesuai dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk jangka waktu panjang, termasuk tidak mudik saat liburan panjang Hari Raya Idul Fitri, akhir Mei nanti.

Hal itu disampaikan saat wawancara eksklusif online dengan Wakil Pemimpin Umum Warta Kota dan Super Ball Achmad Subechi, Pemimpin Redaksi Domu D. Ambarita, Wakil Pemimpin Redaksi Super Ball Sigit Setiono dan tim, Selasa (14/4) siang.

Berikut ini hasil wawancaranya dirangkum menjadi dua seri.

Tanya: Peraturan Gubernur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah anda tanda tangani dan berlaku, sejak Jumat 10 April. Bagaimana kecenderungan kasus Covid-19 di Jakarta sampai hari keempat?

Anies: Sejak pemerintah mengumumkan kasus pasien 01 dan 02 awa Maret lalu, sampai tanggal 13 April, kasus positif Corona terdapat 2.242 kasus. Berdasarkan data Kemenkes RI dan Worldometers.info yang menjadi paparan saya, indeks kurva terus naik hingga membentuk huruf 'J'. Artinya, awalnya kasus Covid-19 masih sedikit seperti dasar huruf “J”, namun kini semakin banyak dan menuju puncak.

Hal ini pula terjadi tren penyebaran virus covid-19 di dunia sejak 22 Januari 2020 hingga 1 April 2020 kasus positif terus naik hingga 1.853.604 kasus dengan kematian 114.270 kasus.

Selain itu tren ini juga sudah terjadi di Indonesia, sejak 3 Maret 2020 hingga 12 April 2020 angka tren penyebaran covid-19 mengalami kenaikan. Data per 12 April 2020 sudah ada 4.241 kasus positif dengan kematian 373 kasus.

Sedangkan tren penyebaran covid-19 sendiri di DKI Jakarta juga telah membentuk indek kurva huruf J karena terus mengalami kenaikan. Data per 13 April 2020 sudah ada 2.242 kasus positif di DKI dan kasus meninggal 209 kasus.

Jadi kecenderungannya kasus positif Covid-19 masih terus meningkat?

Tren dunia ketika kami mengatakan ini di bulan Maret itu belum jadi kurva huruf J, kan masih Maret itu. Makanya kita bilang waktu itu ini akan jadi J Curve banyak yang sangsi gimana bentuknya J. Hari ini bentuknya J.

Ini contoh kasus Jakarta, kasus positifnya lompat yang kami buat setiap minggu, dari 7 jadi 90 kasus, 300 kasus, 600, 1.000, 2.000 setiap seminggu sekali.

Apakah Pemprov DKI punya data pasti mengenai jumlah positif terinfeksi Covid-19?

Hari ini kalau ditanya jumlah orang yang positif Covid-19, kami tidak tahu kok. Tapi yang kami tahu jumlah orang yang sudah dites dengan hasil positif. Itu kan dua hal yang berbeda. Orang yang sudah dites positif, dengan orang yang sudah terjangkit Covid-19.

Misalnya, di suatu daerah jumlah populasinya ada 1 juta orang. Pemerintah kemudian mengecek kesehatan 1.000 warganya. Dari 1.000 warga yang menjalani uji Covid-19, kemudian diperoleh sejumlah kasus positifi. Sehingga amat tidak mungkin orang yang dinyatakan positif Corona ada 2.000, karena yang diperiksa hanya seribu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved