Corona di Bali
Bendesa Adat Kuta Mempertanyakan Keberadaan PMI Luar Badung Dikarantina di Hotel Wilayah Kuta
Bendesa Adat Kuta mengaku tidak mendapatkan informasi hotel di wilayahnya akan dijadikan tempat karantina PMI dari luar Badung
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Masyarakat di wilayah Badung, khususnya Kuta dan Legian, banyak mempertanyakan alasan pemerintah kabupaten lain yang menempatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayahnya untuk menjalani karantina.
Menanggapi hal tersebut, tokoh masyarakat Kuta dan Legian bersama lurah dan camat Kuta mendatangi lokasi hotel di wilayah Benesari menemui pengelola hotel dan mempertanyakan hal tersebut.
Dimana di hotel itu puluhan PMI asal Tabanan ditempatkan untuk menjalani karantina selama 14 hari ke depan.
Bendesa Adat Kuta mengaku tidak mendapatkan informasi hotel di wilayahnya akan dijadikan tempat karantina PMI dari luar Badung.
“Kemarin ada rapat, tetapi saya tidak diikutsertakan, antara Wakil Bupati Karangsem di salah satu hotel. Ada penempatan PMI dari kabupaten Karangasem, saya tidak diajak rembuk, tahu-tahu sudah ditempatkan di sana,” ungkap Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista, Sabtu (18/4/2020).
Akibat banyaknya PMI luar Badung dikarantina di hotel-hotel Kuta, masyarakat mempertanyakan hal itu.
“Jangan malah kita yang di Kuta dibebankan. Padahal kami di Kuta sudah berusaha agar kawasan Kuta Zero Covid-19,” imbuhnya.
Salah satu hotel di Benesari Kuta yang menerima PMI untuk karantina mengaku pihaknya hanya sebagai fasilitator atas dasar kemanusiaan.
"Kami menerima PMI karena ditunjuk dari pemerintah kabupaten, karena sebagai rasa kemanusiaan bukan hanya karena faktor ekonomi semata,” ujar GM Hotel di Benesari mewakili manajamennya yang enggan disebutkan namanya.
(*)