Alokasi APBD di Bawah 2 Persen, Guru Besar Unud Minta Pemprov Bali Mulai Perhatikan Pertanian

"Setelah ini kita (bisa) membuat kesepakatan bersama, bahwa stop dulu kita (bangun) pariwisata," kata Prof Windia

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Kolase Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana/Zaenal Nur Arifin
Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana (Unud) Prof Dr Ir I Wayan Windia, SU 

"Jadi semuanya masih jauh dari harapan untuk mengembangkan pertanian dan mengembangkan lembaga-lembaga yang ada di pertanian," kata dia.

Harusnya, kata dia, Pemprov Bali dan pemerintah yang lain kini mulai mendidik lembaga pertanian, khususnya subak di Bali, agar bisa berekonomi.

Robi Navicula Adakan Konser Solo Via Streaming Serangkaian Ulang Tahun STT Wirasatya Soringwedi Ubud

Tumbuhkan Rasa Empati Ditengah Covid-19, Kodim 1611/Badung Beri Bantuan Sembako kepada Fakir Miskin

"Jadi subak harus diperkuat dan diberdayakan, jangan dilemahkan lagi," pintanya.

Windia mengatakan, selain dilihat dari segi anggaran, ketidakseriusan pembangunan pertanian di Bali bisa dilihat dari minimnya produk hukum seperti Peraturan Daerah (Perda) di bidang pertanian yang harusnya dicetuskan oleh Pemprov bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali. Dirinya mengatakan, salah satu Perda yang harusnya dibuat yakni tentang Pertanian Berkelanjutan. "Jadi (pembangunan pertanian harusnya) muncul dalam produk-produk legislatif kita, kalau tidak ya itu (berarti) omong kosong," tegas Windia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved