Misteri Boneka 'Terkutuk' di Meksiko yang Buat Resah Warga Lokal, Saat Dibakar Ini yang Terjadi

TRIBUN-BALI.COM, MEXICO CITY- Warga di kota kecil San Antonio La Esperanza, Morelos, Meksiko belakangan ini mempergunjingkan temuan boneka ventrilokuis yang dianggap telah " terkutuk ". 

Boneka ventrilokuis yang sebelumnya dikira mayat itu dianggap penduduk setempat ' terkutuk ' karena kesulitan untuk memusnahkannya. 

Setelah sebelumnya, boneka ventrilokuis yang dikira mayat ditemukan dari sungai dan ditarik keluar oleh warga. 

Melansir laman Kompas.com, boneka ventrilokuis seukuran manusia yang menyeramkan ini mulanya dikira mayat ketika diangkut keluar dari sungai oleh penduduk desa di Meksiko.

Penduduk yang ketakutan kemudian memutuskan untuk membakarnya. 

Sayangnya, boneka itu yang ditemukan terbungkus selimut di kota kecil San Antonio La Esperanza, Morelos, Meksiko tidak bisa dibakar sehingga masyarakat menyimpulkan kalau boneka itu "dikutuk".

Dalam sebuah video, boneka itu terlihat terbaring di tanah dengan satu mata menghitam dan terbakar tetapi yang lainnya biru cerah dan terbelalak.

Rahangnya yang berengsel mengesankan penampilan boneka itu menyeramkan dan penuh luka, menambah suasana gelisah yang dipancarkannya.

Boneka berbentuk manusia itu pada awalnya dikira sebagai mayat tetapi, untungnya, ketika dibuka dari kain yang menyelubunginya, itu hanyalah boneka.

Boneka itu bahkan dianggap pernah digunakan untuk ritual pemujaan setan.

Namun, tetap menjadi misteri tentang siapa pemilik dari boneka menyeramkan itu dan mengapa orang ini berusaha keras untuk membuangnya dengan cara yang aneh.

Boneka sulit dibakar karena mengandung zat kimia.

Kisah itu bahkan sampai ke sutradara film pemenang Oscar Guillermo del Toro, yang terkenal karena membuat film fantasi gelap seperti The Shape of Water dan Pan's Labyrinth, yang me-retweet beberapa foto boneka menakutkan itu.

Wartawan lokal Cesar Buenrostro membantah gagasan kehadiran supernatural di dalam boneka itu dan mengklaim penduduk setempat gagal membakar boneka itu pada upaya pertama karena bonekanya lembab.

"Jika bonekanya kering, mereka akan mudah membakarnya," kata Buenrostro.