Dihari Puputan Klungkung ke-112 Tahun, Klungkung Terima Dua Pusaka dari Yayasan Belanda
Bertepatan dengan hari Puputan Klungkung ke-112 dan Hut Kota Semarapura ke-28, Kabupaten Klungkung menerima tombak dan keris dari Yayasan Westerleker
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Koleksi tersebut adalah benda-benda Kerajaan Klungkung yang kemungkinan dibawa oleh tentara Belanda ketika itu, namun tidak didaftarkan pada museum di Batavia dan di Belanda sehingga saat ini masih menjadi milik beberapa kolektor.
Menurutnya, setidaknya masih ada ratusan benda jarahan saat perang Puputan Klungkung, seperti keris, kain, kursi, mahkota, perhiasan dan sarana upacara agama yang saat ini disimpan di beberapa museum di Belanda.
Rodney berinisiatif mengembalikan benda bersejarah tersebut, karena secara pribadi apa yang terjadi di masa tersebut adalah sebuah tindakan tidak adil dan tidak tepat.
Ia pribadi mengaku merasa memiliki tanggung jawab terhadap kedua belah pihak, untuk memperbaiki hubungan yang ada.
Bahkan Oktober 2019 lalu, pihaknya telah mengembalikan dua bilah mata tombak pusaka dari hasil identifikasi dan validasi juga merupakan milik kerajaan Klungkung era 1800-1900 an.
"Dengan langkah kecil saya ini, saya harap ada kolektor-kolektor lain yang juga mengembalikan benda bersejarah ini kepada pemilik sebenarnya, yaitu Kerajaan Klungkung dan dapat dipamerkan di museum Klungkung. Karena ini adalah bagian dari sejarah warisan adi luhur yang seharusnya bisa dilihat oleh segenap masyarakat Klungkung dengan mudah," ungkapnya.
Sementara, Ida Dalem Semaraputra mengucapkan rasa terimakasih kepada Yayasan Westerleken, menurutnya langkah ini merupakan suatu hubungan yang baik antara Belanda dengan Indonesia, khususnya Kabupaten Klungkung.
Selanjutnya benda pusaka tersebut diserahkan ke Pemkab Klungkung untuk dirawat dan dijaga.
"Dengan diletakkannya benda pusaka ini di Museum Semarajaya, saya berharap bisa dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya oleh Pemkab yang nantinya juga bisa diperlihatkan oleh masyarakat sebagai salah satu peninggalan sejarah kerajaan Klungkung," ujarnya
Ida Dalem Semaraputra juga berharap, dengan dikembalikannya benda pusaka ini bisa menghilangkan masa lalu yang kelam antara Indonesia dan Belanda. Kedepan kedua negara ini diharapkan dapat membangun kembali perdamaian, dan meperkokoh hubungan bilateral antara Belanda dan Indonesia, khususnya dengan Pemkab Klungkung.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menjelaskan, pihaknya kedepannya berencana akan bekerjasama dengan peneliti untuk membuat literatur benda pusaka yang diserahkan Yayasan Belanda tersebut.
Sehingga nantinya bisa diketahui secara jelas, latar belakang dan sejarah dari keris dan tombak pusaka tersebut.
"Sehingga nantinya asal usul dari benda pusaka ada literaturnya, sebagai petunjuk untuk generasi-generasi kita kedepan," harap Bupati Suwirta. (*).