Corona di Indonesia

Kebun Binatang di Indonesia Hadapi Krisis di Tengah Pandemi

"Kebun binatang saat ini dalam masalah besar, betul-betul krisis. Tidak hanya di Medan atau Indonesia, tapi di seluruh dunia," kata Rahmat.

TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
MEMANGSA: Induk Harimau Sumatera mengajarkan cara memangsa pada ketiga anaknya yang baru berusia 86 hari di Bali Zoo, Sabtu (28/7/2018). 

"Yang memberikan bantuan ini ada yang dari dari masyarakat sekitar Medan Zoo, yang bersebelahan dengan areal pekuburan Covid-19 di Simalingkar dan ada juga Ibu Hesti dari Tanjung Morawa," kata Al Khairy, Rabu (29/4/2020).

Sebulan Kebun binatang menghadapi krisis

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah mengatakan, satwa-satwa yang ada di dalam kebun binatang saat ini dalam masalah besar.

Menurut dia, pemerintah sudah seharusnya turun tangan untuk membantu.

Misalnya dengan membebaskan pajak.

Hasil Rapid Test Massal di Padang Kerta,12 Orang Reaktif Positif, Sebagian Wilayah Karantina Rumah

2 Karyawan Meninggal Covid-19, Sampoerna Tutup Pabrik

PKBSI memiliki anggota sebanyak 57 kebun binatang/taman hewan, dengan koleksi 4.912 spesies/jenis dan 98.933 ekor/individu.

"Kebun binatang saat ini dalam masalah besar, betul-betul krisis. Tidak hanya di Medan atau Indonesia, tapi di seluruh dunia," kata dia.

Menurut Rahmat, seluruh kebun binatang membutuhkan biaya Rp 60 miliar per bulan.

Dari seluruh kebun binatang, ada 22.000 pekerja yang perlu mendapatkan upah.

Di sisi lain, kebun binatang sebagai lembaga konservasi harus menjalankan fungsi edukasi, konservasi, menjadi tempat rekreasi yang layak, sehat, mendidik dan terjangkau bagi berbagai kalangan.

Presiden Jokowi Ancam Pengusaha yang Hanya Terima Stimulus tapi Tetap PHK Karyawan

PNS Dilarang Cuti Selama Pandemi Covid-19, Termasuk Cuti Nikah

"Dalam 1 tahun tamu kami itu lebih kurang 50 juta orang. Jadi betapa pentingnya itu," kata Rahmat.

Selain itu, lembaga konservasi juga juga berperan dalam penyelamatan satwa langka, pelepasliaran dan masih banyak kegiatan lainnya.

"Tutup pun dia, satwa harus makan, tetap harus dirawat. Keeper-nya harus membersihkan kandangnya dan tetap dihitung pekerja. Maka cost kita tidak turun, tapi income kita," kata Rahmat.

Menurut Rahmat, pendapatan kebun binatang berasal dari tiket, permainan yang ada di dalam, dan restoran.

Namun, saat kebun binatang ditutup, maka pendapatan akan berhenti.

Di sisi lain, perawatan dan lain-lain harus tetap berjalan.

"Saya mohon dukungannya. Satwa ini kan warisan anak cucu yang tak ternilai. Kebetulan Indonesia itu kan satwanya luar biasa," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kebun Binatang di Indonesia Menghadapi Krisis"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved