Profil Jang Hansol, YouTuber Korea yang Ungkap Video Jenazah ABK Indonesia Dibuang ke Laut
Dalam video itu dia menceritakan ulang berita dari MBC tentang perlakuan tidak manusiawi yang dialami
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Warganet Indonesia dikejutkan dengan cerita yang dituturkan Jang Hansol lewat videonya di kanal YouTube-nya, Korea Reomit, Rabu (6/5/2020).
Dalam video itu dia menceritakan ulang berita dari MBC tentang perlakuan tidak manusiawi yang dialami sejumlah anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal nelayan berbendera China.
Meskipun berasal dari Korea Selatan, Jang Hansol merupakan YouTuber terkenal di Indonesia.
Dia selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Jawa yang sangat medok.
Hansol memang lahir di Daegu, Korea Selatan, 8 Mei 1994 silam.
• Media Korea Selatan Siarkan Video Jenazah ABK asal Indonesia di Kapal China Dilempar ke Laut
• Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 7 Mei 2020: Libra Banyak Tekanan, Imun Pisces Bagus
• Asmara Tak Direstui, Michael Habisi Nyawa Pacar: Saya Sangat Mencintai Elvina Sehingga Saya Membunuh
Namun sejak berusia 4 tahun, dia dan dua kakak perempuannya diboyong ayah dan ibunya ke Kota Malang, Jawa Timur.
Orangtua Hansol bekerja di Kota Malang itu, sehingga ia fasih berbahasa Indonesia dan Jawa.
Hingga lulus SMA, Hansol menetap di Malang sebelum melanjutkan pendidikan di Singapura.
Tidak mengherankan jika Hansol sangat fasih berbahasa Jawa dengan logat Malang.
Bila tidak mengetahui asal usul Hansol, orang pasti mengira dia arek Malang asli.
Melalui kanal YouTube Korea Reomit, Hansol sering menampilkan vlog kegiatan sehari-hari, tentunya berbicara menggunakan Bahasa Indonesia dan logat medok.
Pria yang punya panggilan "bolo-bolo" untuk fansnya ini juga sering menceritakan kasus-kasus di Korea agar penggemar Indonesia lebih memahami permasalahannya.
Salah satunya adalah saat kasus kelab Burning Sun yang melibatkan Seungri eks Big Bang, Jung Joon Young, dan artis Korea lainnya.
Kecintaannya pada Indonesia juga ditunjukkannya saat Maret lalu.
Dia menyumbangkan dana Rp 50 juta untuk membantu menangani pandemi virus corona.
Pria yang terkenal dengan jargon "orang Korea yang medok" ini juga membuka penggalangan dana melalui Kitabisa.com.