Kasus Babi Mati Mendadak di Karangasem Terus Terjadi Hingga Kini, Gejala Kematian Hampir Sama

Babi warga mati bertahap. Jumlahnya menurun dibandingkan sebelumnya. Terakhir terjadi di Desa / Kecamatan Abang.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi Babi mati mendadak di Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Kasus babi mati mendadak di Karangasem terus merebak.

 Dari Januari 2020 sampai Mei 2020 kasus babi mati capai 350 sampai 400 ekor, tersebar di beberapa desa di Karangasem seperti Desa Abang, Tumbu, Bugbug, Ababi,  Tenganan  Pegringsingan, dan desa lain.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Karangasem, I Made Ari Susanta mengungkapkan, kasus babi mati mendadak di Karangasem masih terjadi hingga saat ini.

Babi warga mati bertahap. Jumlahnya menurun dibandingkan sebelumnya. Terakhir terjadi di Desa / Kecamatan Abang.

Ringankan Beban Sekolah & Perguruan Tinggi Dimasa Pandemi Corona,Koster Bagikan Bantuan Sosial Tunai

Proyek Balai Benih Ikan di Baha Badung Mangkrak, Kini Ditumbuhi Semak Belukar Hingga Jalannya jebol

Khas Bali Hingga Korea, Hana Ricebowl Hadirkan 6 Varian Rasa

"Situasi kematian babi dari Bulan Februari 2020 hingga sekarang sejumlah 320 ekor, dan dilihat langsung oleh petugas saat investigasi. Dan 317 ekor berdasarkan keterangan yang disampaikan peternak,"ungkap Made Ari Susanta, Senin (11/5/2020) siang.

Ratusan babi yang mati mendadak dugaan sementara dikarenakan terjangkit virus ASF.

 Gejala dan tanda yang  dialami hampir sama, yakni pendarahan pada kulit, demam, bintik, dan  hilaangnya nafsu makan yang berimbas pada kematian.

Beberapa ekor babi  keluarkan  darah dari hidung dan telinga.

Data dihimpun Tribun Bali, jumlah kasus babi mati mendadak di Karangasem mencapai ratusan ekor. Tersebar di 8 Kecamatan.

Rinciannya yakni Kecamatan Manggis sebanyak 56 ekor. Desa yang terpapar yakni Tenganan, Pedahan, serta Ulakan. Kecamatan  Selat 8 ekor, yang terpapar Amerta Buana.

Kecamatan Bebandem ada 16 ekor. Desa terpapar Bebandem dan Jungutan, Kecamatan  Abang sekitar 150 ekor yang mati.

Desa terpapar yakni Ababi,  Abang, Pidpid.

Kecamatan Karangasem sekitar 100 ekor, terpapar Tumbu, Pertima, Bugbug.

 Kecamatan Rendang 15 ekor, terpapar Rendang, Besakih, Pempatan.

Dinas Pertanian Karangasem mengimbau agar peternak babi menggelar bio - security kandang. Berupa penyemprotan dengan cairan desinfektan ke babi, kandang, dan bagian lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved