Bulan Ramadhan

Kajian Ramadhan Pentingnya dan Anjuran Sedekah di Pandemi Covid-19 dan Rahasia Sedekah 1 Biji Kurma

siapapun bisa bersedekah, dan kekurangan harta atau banyaknya kebutuhan bukanlah alasan untuk tidak bersedekah

Editor: Kambali
Pixabay
Ilustrasi - masjid ramadhan 2020 

TRIBUN-BALI.COM – Umat Islam dianjurkan untuk bersedekah, meskipun itu satu biji kurma. Hal ini sesuai dengan Hadis Nabi Muhammad SAW.

“Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah salah seorang diantara kalian bersedekah dengan satu biji kurma dari sumber penghasilan yang baik kecuali Allah SWT akan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah memeliharanya sebagaimana salah seorang diantara kalian memelihara anak kudanya atau anak untanya sampai (sedekah kurma itu) sebesar gunung atau lebih besar lagi.” (HR. Bukhari)

Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Direktorat  Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama (Menag) H Subhan Nur, Lc, M.Ag dalam tulisannya memberikan penjelasan mengenai hadis tersebut sebagai berikut;

Hadis ini menjelaskan kemuliaan bersedekah dan jaminan Allah SWT bahwa harta yang disedekahkan tidak akan berkurang tetapi bertambah dan terus bertambah sehingga di hari kiamat nanti orang yang bersedekah terheran-heran menerima balasan sedekah 1 biji kurma seperti sebesar gunung atau lebih besar lagi.

Kalimat “bersedekah dengan satu biji kurma” tidak menunjukkan kekhususan bersedekah dengan satu biji kurma, tetapi hanyalah perumpamaan bersedekah dengan sesuatu yang sedikit atau sepele baik berupa uang, makanan, minuman, pakaian, atau lainnya.

Kalimat “dari penghasilan yang baik” menunjukkan bahwa sedekah yang diterima oleh Allah hanyalah sedekah yang bersumber dari penghasilan yang cara mendapatkannya secara halal.

Sebaliknya, sedekah dari penghasilan yang tidak baik maka tidak akan diterima oleh Allah SWT, meskipun nominal sedekahnya sangat fantastis namun tetap tertolak.

Kalimat “kecuali Allah SWT akan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya” menunjukkan penerimaan dan ketinggian kedudukan sedekah yang bersumber dari penghasilan yang baik.

Kalimat “kemudian Allah memeliharanya” menunjukkan bahwa Allah SWT sendiri yang menentukan besaran ganjaran sedekah, dan Dia pula yang menumbuhkan harta sedekah sesuai kehendak-Nya.

Dengan demikian, sedekah merupakan cara terbaik untuk “membungakan” harta sehingga saldonya terus tumbuh dan bertambah di dunia dan akhirat, karena yang memelihara harta sedekah adalah Allah Yang Maha kaya, itulah keberkahan sedekah.

Sebaliknya, harta yang dipinjamkan kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan kelebihan (riba) tidak akan menyuburkan harta tetapi justru memusnahkan dan mencabut keberkahan harta. Allah SWT berfirman:

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276).

Kalimat “sampai (sedekah kurma itu) sebesar gunung atau lebih besar lagi”.

Hadis ini menunjukkan bahwa siapapun bisa bersedekah, dan kekurangan harta atau banyaknya kebutuhan bukanlah alasan untuk tidak bersedekah.

Orang kaya sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah sebagai ungkapan syukur dan demi mempertahankan nikmat, sedangkan orang miskinpun dianjurkan untuk bersedekah sebagai ungkapan syukur atas nikmat iman dan agar keluar dari jerat kesulitan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved