Kasus DBD di Karangasem Meningkat 100 Persen

Kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam 5 bulan terakhir mengalami peningkatan hingga 100 persen di Karangasem, Bali.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Saiful Rohim
Caption : Kepala Dinas Keesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama 

Kondisi ini bisa memunculkan sarang nyamuk aedes aegypti.

Mengingat sarang nyamuk akan cepat berkembang pesat disekitar genangan air.

Untuk menekan kasus DBD di Karangasem, pemerintah daerah telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Karangasem terkait imbauan ke semua Camat se-Karangasem untuk waspada dan melakukan upaya pencegahan DBD.

Petugas juga lakukan sosialisasi terkait DBD.

Bentuk aksi lain yang dilakukan petugas dari Dinas Kesehatan yakni pemberantasan sarang nyamuk dengan prgram 1 rumah 1 jumantik (juru pemantau jentik).

Program ini rencananya disinergisitaskan dengan petugas Satgas COVID-19 di masing-masing Desa Adat, Dinas, dan Banjar.

"Petugas Dinas Kesehatn juga rutin melakukan fogging. Kegiatan difokuskan untuk daerah yang sudah ada kasus DBD. Fogging ini rutin dilakukan setiap harinya,"imbuh Gusti Bagus Putra Pertama, dokter asli Kecamatan Sidemen ini.

Melalui kegiatan ini diharapkan kasus DBD bisa di minimalisir.

66 Desa di Karangasem Endemis DBD

Daerah endemis demam berdarah dengue (DBD) mencapai 66 desa, dari 78 desa/kelurahan di Karangasem.

Daerah yang endemis DBD tersebar di delapan Kecamatan di Karangasem, Bali.

Diantaranya Kecamatan Abang, Manggis, Karangasem, Sidemen, Rendang, Bebandem serta Kubu.

Kepala Dinas Keesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama menjelaskan, daerah dinyatakan endemis DBD karena ditemukan kasus DBD tiap tahun.

Sampai 18 Mei 2020 sekitar 11 Desa belum ditemukan kasus DBD.

Satu diantaranya Padang Bai, Sangkan Gunung, dan Ngis.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved