Corona di Bali
Keluarga Ajie Sasmitha Memilih Tidak Mudik Saat Lebaran, Sadar Akan Risiko Covid-19
Tak Bisa Mudik, Rayakan Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19 di Bali, Keluarga Ajie Yang Penting Memaknai Hari Kemenangan Ini
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Suasana berbeda dalam merayakan Hari Raya Lebaran Idul Fitri dirasakan keluarga Ajie Sasmitha (34) yang tinggal di Gang 8 ABCD, Jalan Pulau Saeluas 2, Sesetan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, pada Minggu (24/5/2020)
Pada Idul Fitri tahun ini, di tengah pandemi Covid-19, Ajie sekeluarga terpaksa tidak ke kampung halaman istri di Desa Janti Kecamatan Papar, Kediri, Jawa Timur untuk merayakan tradisi mudik lebaran pada 1 Syawal 1441 H.
Hal ini karena pandemi Covid-19 yang melanda negara Indonesia, termasuk Bali dan wilayah lainnya.
"Ya, kita sesuai anjuran pemerintah untuk tidak mudik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," kata istri Ajie, Kurnia Rahayu (31) saat dijumpai Tribun Bali di kediamannya.
• Gara-gara Ular Masuk Gardu PLN di Ubud Gianyar, Listrik Padam Hingga Tiga Jam
• Klasemen Bundesliga, Bayern Muenchen Masih Memimpin dengan Koleksi 61 Poin
• Pernah Mengalami Mimpi Jatuh atau Terpeleset ?, Mungkin Anda Mengalami Masalah Psikologi
Ia menuturkan, tidak berniat pulang kampung karena menyadari bisa berisiko bagi keluarga di Jawa.
Bagi dia dan keluarga yang terpenting adalah kekhususkan dalam memaknai Idul Fitri sebagai hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa menahan nafsu.
"Saya tidak mau mudik, nanti malah memberikan oleh-olehnya virus Corona, kan virus ini tidak terlihat bisa bersarang di tubuh yang sehat sekalipun, namun bisa menularkan ke orang lain, jadi lebih baik memang seperti ini, sabar saja, yang penting ibadah dan memaknai hari kemenangan ini," bebernya
Tradisi mudik yang biasanya mereka jalankan dengan bersalam-salaman bersama sanak saudara di kampung halaman kini di ganti dengan cara virtual melalui video call.
Tanpa mengurangi nuansa mereka pun memakai pakaian layaknya hari raya Lebaran biasanya.
Kurnia sudah 9 tahun tinggal di Bali, tinggal bersama suami, 3 orang anak dan ibu mertuanya.
"Ini sambil video call dengan bapak dan keluarga yang lain di Jawa, ya rasanya sedih campur aduk, tapi bagaimana lagi," ujarnya
Ia berharap kondisi ini bisa dapat kembali normal seperti sedia kala.
"Harapannya dapat kembali normal, virus segera hilang, sudah rindu sama keluarga, hiasanya H- berapa lebaran sudah pulang duluan baru disusul suami," pungkasnya. (*).