Gempa Guncang Bali
Pasang Surut Air Laut Usai Gempa di Bali, Jangan Panik Bukan Potensi Tsunami
Seperti yang dilaporkan terjadi di Pantai Kuta, Badung, Pantai Matahari Terbit, Denpasar dan Pantai di kawasan Lebih, Gianyar.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masyarakat Bali diimbau untuk tidak panik terkait adanya peristiwa pasang surut air laut hingga ke daratan yang terjadi di sejumlah pantai di Pulau Dewata usai gempa bumi, pada Rabu (27/5/2020) siang ini.
Seperti yang dilaporkan terjadi di Pantai Kuta, Badung, Pantai Matahari Terbit, Denpasar dan Pantai di kawasan Lebih, Gianyar.
Masyarakat mempertanyakan terkait fenomena ini.
Kepala Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, Ikhsan, ST, M.Si mengatakan besar kemungkinan kejadian ini hanya fenomena siklus pasang surut air laut.
Bukan adanya potensi Tsunami.
• BREAKING NEWS - Warga Tulikup Gianyar Terseret Ombak di Hilir Sungai Pantai Siyut Gianyar
• BREAKING NEWS! Baru Saja Terjadi Gempa 4,4 SR di Wilayah Buleleng, BMKG: Aktivitas Sesar Seririt
"Jadi intinya bahwa gempa di Buleleng tadi secara teoritis dan keilmuan tidak tergolong sebagai gempabumi yang dapat memicu tsunami," kata Ikhsan kepada Tribun Bali.
Jika di kawasan pantai ada angin kencang, bisa saja air laut naik akibat embusan angin kencang di lautan.
Adapun gempa yang dapat memicu tsunami adalah kekuatan gempanya maginitudo lebih dari 7 SR dan memiliki kedalaman dangkal kurang dari 60 Km, pusat gempanya berada di lautan serta jenis patahannya vertikal atau naik.
"Kalau terkait kenaikan pasang air laut mungkin saja disebabkan oleh siklus pasang surut air laut di pantai tersebut, sejauh ini tidak ada fenomena apa-apa," paparnya
Pihaknya menegaskan BMKG akan selalu memberikan informasi update terkait kegempaan yang terjadi di wilayah Bali dan sekitarnya.
"Kami juga menghimbau kepada masyarakat tetap tenang dan jangan termakan isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, selalu update informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG," kata dia.
Aktivitas Sesar Seririt
Seperti diketahui, gempa bumi baru saja terjadi di wilayah Buleleng, Rabu (27/5/2020) pukul 11.52 Wita.
Hasil analisa BMKG menujukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,4. Episenter terletak pada koordinat 8,23 LS dan 114,95 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km barat daya Buleleng, Bali pada kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar seririt.