Ada 554 Isu Hoaks terkait Wabah Virus Corona, Masyarakat Diimbau Cari Informasi di Media Mainstream
Hingga hari ini ada 554 isu hoaks. Tersebar di 1.209 platform, di Facebook, Instagram, Twitter, atau Youtube
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Gunawan Permadi mengingatkan, agar masyarakat selalu berpedoman pada media arus utama atau mainstream untuk mendapatkan informasi yang benar terkait virus corona (Covid-19).
"Bagi masyarakat tentu selalu melihat pada media mainstream karena ini yang kita masih committed untuk menyajikan infomasi yang sesuai dengan fakta dan kebijakan yang saat ini masih kita bangun bersama-sama," kata Gunawan dalam telekonferensi, di Graha BNPB Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Menurut dia, saat ini banyak media baru yang bermunculan dan membuat berita tanpa menggunakan prinsip check dan re-check.
• Kampanye Perubahan Perilaku, Pemerintah Sediakan Layanan Informasi Covid-19 di nomor 321
Media tersebut, juga kerap membuat judul yang dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan isi berita.
"Tapi media mainstream saya lihat masih sangat kuat untuk memegang kode etik dan prinsip check and re-chek," ujarnya.
Gunawan melanjutkan, media mainstream juga memiliki tanggung jawab besar untuk meredam berita hoaks dengan judul yang dilebih-lebihkan.
Tanggung jawab itu juga harus dilakukan bersama-sama dengan pemerintah ataupun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Ini peran aktif dari dewan pers juga sangat penting saya rasa untuk kita dorong," ucap Gunawan.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan, pemerintah telah mengonfirmasi 554 berita palsu atau hoaks terkait wabah virus corona.
• Bersama Kominfo, LinkAja Sediakan Pembayaran Online di 18 Pasar Tradisional di Wilayah PSBB
Johnny menyebutkan, ratusan hoaks itu tersebar di Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube.
"Hingga hari ini ada 554 isu hoaks. Tersebar di 1.209 platform, di Facebook, Instagram, Twitter, atau Youtube," kata Johnny dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, pada 18 April lalu.
Ia mengatakan, sebanyak 983 hoaks di antaranya telah ditindaklanjuti dengan pemblokiran.
"Terdiri dari 681 di Facebook, empat di Instagram, 204 di Twitter, dan empat di Youtube," sebutnya.
"Yang akan ditindaklanjuti sebnyak 316, terdiri 162 di Facebook, enam di Instagram, 146 di Twitter, dan dua di Youtube," imbuh Johnny. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai Hoaks, Masyarakat Diimbau Cari Informasi di Media Mainstream", https://nasional.kompas.com/read/2020/06/02/12375411/waspadai-hoaks-masyarakat-diimbau-cari-informasi-di-media-mainstream