Corona di Indonesia
Kunjungan Wisatawan Merosot Akibat Pandemi Covid-19, Kemenparekraf Siapkan Strategi
Kemenparekraf telah memprediksi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebagai dampak pandemi Covid-19
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM - Industri pariwisata menjadi sektor yang sangat terpukul dalam masa pandemi Covid-19.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada April 2020 sebesar 160.000 orang.
Jika dibandingkan dengan jumlah wisman pada Maret 2020 berarti jumlah wisman menurun sebesar 66,02 persen (mom).
Sementara jika posisi saat ini dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019, maka angka tersebut merosot hingga 87,44 persen (yoy) atau 1,27 juta orang.
Pada periode tersebut jumlah kunjungan wisman didominasi oleh wisman asal Timor Leste yang tercatat berkunjung sebanyak 83 ribu pada April. Angka tersebut mencapai 52,2 persen dari total wisman.
Sedangkan sisanya berasal dari Malaysia sebanyak 62 ribu atau 39 persen, Singapura 2 ribu atau 1,3 persen, dan lainnya 12 ribu kunjungan atau 7,5 persen.
Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah memprediksi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebagai dampak pandemi Covid-19 sebagaimana terjadi juga di negara lain.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kemenparekraf/Baparekraf Ari Juliano Gema dalam keterangannya di Jakarta, Senin (2/6/2020) menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan langkah dan strategi untuk mengantisipasi penurunan wisman.
Tentu dengan menyiapkan protokol tatanan hidup baru (new normal) di sektor pariwisata yang telah disusun.
Protokol itu untuk nantinya akan diterapkan saat suatu daerah telah dinyatakan siap untuk kembali menerima wisatawan.
“Presiden Joko Widodo mengintruksikan untuk tidak tergesa-gesa. Di masa pemulihan nanti, kita akan terlebih dahulu fokus mendorong mobilisasi wisatawan nusantara. Untuk itu semua harus dipersiapkan dulu sebelum kembali menyambut wisatawan. Tentunya dengan melihat kesiapan masing-masing daerah. Kami telah melakukan koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang wilayahnya paling siap untuk menerima wisatawan dan memulai penerapan protokol ini,” kata Ari Juliano Gema sebagaimana dikutip keterangan resmi yang diterima Tribun Bali.
Ari Juliano melanjutkan, protokol tersebut akan seiring dan beradaptasi dengan tatanan hidup baru yang sudah disiapkan Kemenkes akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat.
Dengan begitu, masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, serta tidak berkerumun dalam jumlah yang banyak.
“Untuk membuka pariwisata kembali, perlu penerapan prosedur standar di sarana publik yang bertujuan untuk lebih mendisiplinkan masyarakat terkait protokol kesehatan di sektor pariwisata. Sehingga saat dibuka kembali, wisatawan akan merasa nyaman datang ke tanah air,” ujarnya.
Saat ini, Kemenparekraf/Baparekraf juga sedang menyiapkan program Cleanliness, Health and Safety (CHS) yang akan diterapkan di berbagai destinasi wisata tanah air.