Peringati Hari Kelahiran Presiden Soeharto 8 Juni, Mbak Tutut Kenang Sikap Sang Ayah Sebelum Lengser
99 tahun silam, tepatnya tanggal 8 Juni 1921 menjadi hari kelahiran Presiden Republik Indonesia Kedua Soeharto
Berikut kisah Presiden Soeharto selengkapnya.
Masih pada tahun 1998.
Pada saat itu bapak sudah memutuskan untuk berhenti menjadi Presiden RI, setelah adanya desakan sebagian masyarakat dan mahasiswa.
Lalu mulai muncullah hujatan, cacian, makian, dan beragam tuduhan ditujukan pada bapak dan keluarga.
Berat rasanya bagi saya dan adik-adik menerima semua tekanan ini.
Walau bapak selalu mengingatkan agar kami sabar dan jangan dendam.
Pada saat itu keadaan sangat mencekam.
Begitu banyak orang turun ke jalan (ukuran kala itu) untuk melakukan demo.
Situasi tidak terkontrol lagi.
Penjarahan di mana-mana.
Berhari-hari hal ini berlangsung.
Karena begitu rusuhnya situasi pada saat itu, untuk keselamatan bapak, bapak diminta oleh sejumlah pihak meninggalkan kediaman Cendana, mengungsi.
Bahkan ada beberapa presiden menawarkan bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi bapak.
“Saya tidak akan pergi ke mana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap di sini. Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-negara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia. Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri dimana saya dilahirken.”
Mendengar jawaban bapak, rasa bangga dan haru, tak dapat dibendung.