Corona di Bali
Pandemi Covid-19 Membuka Peluang Komoditas Pertanian Tanaman Herbal
I Nyoman Gede Ustriyana menilai, kemunculan virus baru ini memotivasi masyarakat untuk berfokus pada peningkatan sistem ketahanan tubuh.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Akibat dampak pandemi Covid-19, ekspor dan impor komoditas pertanian jelas mengalami gangguan.
Komoditas pertanian yang diimpor ke Indonesia, seperti bawang putih, gula, dan daging sapi terancam mengalami kelangkaan.
Di sisi lain, pasar komoditas ekspor pertanian Indonesia, seperti minyak sawit, karet, kakao, dan kopi, pun terancam terganggu.
"Permasalahan ekspor-impor tentunya akan berdampak pada terganggunya distribusi saprodi dan produk hasil pertanian dalam negeri. Budidaya tanaman pun akan terimbas dampak pandemi ini," jelasnya.
Menurut Ustriyana, banyak yang berharap bahwa produksi hasil pertanian jauh lebih localized di tengah adanya pandemi Covid-19.
Salah satu bidang yang tentu diharapkan akan meningkat pasca Covid-19 yakni perdagangan antar-daerah yang dapat menghasilkan rantai makanan yang lebih pendek.
Hal ini akan menciptakan lebih banyak pasar bagi petani dan meningkatkan akses ke input seperti benih serta pupuk, dan output seperti produk makanan.
Jika melihat kebelakang, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, bahwa kasus Covid-19 terungkap setelah laporan warga negara Jepang yang baru saja berkunjung ke Indonesia dinyatakan positif.
Pemerintah akhirnya segera melakukan contact tracing dengan pasien tersebut.
Penelusuran ini berujung pada ditemukannya dua orang pasien awal Covid-19 di Indonesia.
Kemudian berdasarkan pernyataan Gubernur Bali, Wayan Koster, kasus Covid-19 pertama kali di Pulau Dewata tercatat pada 10 Maret 2020.
Sejak kemunculan pertama kasus di Bali, Gubernur Koster bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangani dan mencegah penyebaran Covid-19 dengan pembatasan pergerakan masyarakat.
Salah satunya dengan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7194 Tahun 2020 tentang Tindak Lanjut terkait Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali tanggal 16 Maret 2020 lalu.
Dalam webinar via Webex yang dimoderatori oleh Koordinator Prodi Agribisnis FP Unud I Dewa Putu Oka Suardi itu, Ustriyana menjelaskan bahwa Covid-19 tidak hanya memaksa pemerintah untuk berupaya sekuat mungkin untuk mengurangi penyebaran penyakit.
Dirinya menyebut pandemk Covid-19 sebagai "ombak besar" sehingga seluruh tatanan masyarakat, termasuk dunia pendidikan pertanian, proses belajar-mengajar, perkuliahan pun ditantang untuk menyesuaikan diri dan tetap bertahan dan berdaya di situasi sulit.