BMKG Pasang WRS Baru di 12 Titik di Bali, Penyampaian Informasi Gempa dan Tsunami Akan Lebih Cepat
BMKG mengembangkan terobosan baru dengan pemasangan alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengembangkan terobosan baru dengan pemasangan alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yaitu Warning Receiver System (WRS) di berbagai wilayah rawan gempa dan tsunami di Indonesia, salah satunya Pulau Bali.
Kepala Stasiun Geofisika Denpasar, Ikhsan menjelaskan, wilayah Bali merupakan wilayah yang rawan gempa bumi.
Pulau Bali diapit oleh dua sumber pembangkit utama gempa bumi di bagian utara dan selatan.
"Pada bagian utara terdapat patahan busur belakang Flores yang memanjang dari utara Bali hingga Flores. Di bagian selatan terdapat zona megathrust pertemuan lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah Eurasia," papar Ikhsan kepada Tribun Bali, Minggu (14/6/2020).
Ketiga lempeng tektonik atau patahan tersebut, dijelaskan dia, bertumbukan dan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain, menjadikan wilayah Bali sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di Indonesia.
"Selain dua pembangkit utama tersebut, juga terdapat patahan lokal di sekitar Pulau Bali," katanya.
Oleh karena itu, pemasangan WRS generasi terbaru ini sangat penting dalam penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di Bali.
Lanjut Ikhsan, WRS generasi terbaru yang tentu saja menggunakan teknologi terbaru ini memiliki nama baru yaitu “WRS NewGen” yang berbeda dengan WRS sebelumnya.
WRS NewGen merupakan terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, karena alat ini akan memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat real time dan otomatis dari BMKG.
"Dengan terpasangnya WRS NewGen ini, diharapkan dapat meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG Pusat Jakarta ke kantor unit pelaksana teknis BMKG, pemerintah daerah, lembaga/kementerian, media, dan lembaga lain yang terkait penanganan bencana," jabarnya.
Dengan pemasangan alat WRS NewGen ini diharapkan adanya percepatan penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, dengan begitu akan dapat mempercepat respon dalam penanganan bencana.
"Sehingga dapat memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana," ucap dia.
Ikhsan merinci tempat pemasangan WRS NewGen untuk wilayah Bali dipasang di 12 lokasi di bawah Koordinasi Balai Besar Wilayah III dan Stasiun Geofisika Denpasar.
Adapun lokasi pemasangannya dua di kantor UPT BMKG, 9 di BPBD provinsi, kota dan kabupaten dan satu di RRI Bali.
"Saat ini telah dilakukan instalasi di 9 lokasi dan direncanakan keseluruhan selesai pada 18 Juni 2020," jelasnya.
Pemasangan alat ini sesuai dengan yang tertuang dalam UU No. 31 Tahun 2009, dan Perpres No. 93 Tahun 2019.
Kondisi wilayah Indonesia yang rawan gempa dan tsunami ini, BMKG memiliki tugas dan kewajiban dalam menyediakan informasi gempa dan peringatan dini tsunami.
"Pada tahun 2020 ini, BMKG memasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi diseluruh Indonesia untuk melengkapi 275 WRS yang sudah ada sebelumnya," papar dia.
Ikhsan menggambarkan, secara umum wilayah Indonesia merupakan bagian dari jalur gempa dunia yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Laut Banda, Seram, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
Wilayah Indonesia memiliki banyak sumber gempa.
Secara umum memiliki 13 segmentasi sumber gempa megathrust.
Selain itu kita juga memiliki sebanyak 295 segmentasi sesar aktif.
Berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.
(*)