Corona di Bali

Mantan Manager Marketing Spa di Ubud Jualan Online, Rose Tak Gengsi Keliling Antar Pesanan Buah

Sejak dirumahkan dari tempat kerjanya, Ni Putu Rose Mini memilih berjualan online.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Dok istimewa
Ni Putu Rose Mini tak patah semangat menjalani hidup meski di tengah situasi sulit dan pandemi Covid-19. Ia membuka usaha dengan berjualan buah secara online setelah dirumahkan oleh tempatnya ia bekerja. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Sejak dirumahkan dari tempat kerjanya, Ni Putu Rose Mini memilih berjualan online.

Ia menjual segala rupa mulai dari sambal sampai buah, yang dipromosikan lewat media sosial, dan di antar pakai sepeda motor.

Dirumahkan dari tempat kerja sebagai dampak pandemi Covid-19 tak membuat Putu Rose Mini patah semangat menjalani hidup.

Mantan manager marketing di salah satu Spa di Ubud, Gianyar, ini banting stir jualan online.

Ia menjual sambal, canang, hingga buah-buahan secara online sejak Maret lalu.

Jika ada yang memesan buahnya, ia siap mengantar ke tempat pemesan.

"Saya berjualan lewat online. Siap antar ke seputaran Denpasar, Gianyar, tergantung yang pesen dari mana, saya siap antar," kata wanita cantik berusia 29 tahun ini kepada Tribun Bali, Sabtu (13/6/2020).

Semenjak ia tak bekerja lagi di Spa, rutinitas Rose setiap hari hanya berjualan online.

Pukul 03.00 Wita dini hari, Rose mulai mencari buah yang akan ia jual.

Biasanya Rose mencari buah di Pasar Batukandik, Denpasar.

"Terkadang saya ambil juga di kampung Kintamani," ujar Rose yang juga seorang selebgram itu.

Buah jeruk, jambu, dan buah lainnya itu kemudian dikumpulkan di rumahnya di Penatih, Denpasar.

Lewat akun facebook dan instagramnya, Rose mempromosikan buah-buahan dan dagangan lain yang ia jual tersebut. Begitu ada yang memesan, Rose langsung mengantar ke tempat pemesan.

Buah pesanan yang sudah ia bungkus menggunakan tas diletakkan di bagian depan dan belakang motornya. Tak ada rasa gengsi dalam dirinya untuk berkeliling mengantar pesanan.

"Biasanya saya mulai antar pesanan jam 1 siang, sampai jam 8 malam," tutur pemilik akun instagram @rose_pande ini.

Rata-rata buah yang ia jual laku Rp 500 ribu per hari dengan keuntungan bersih Rp 150 ribu.

Meski penghasilannya kini lebih kecil dibanding saat bekerja sebagai marketing manager di Spa, namun Rose merasa bersyukur karena masih diberikan jalan untuk menyambung hidup di tengah pandemi Covid-19.

"Prinsip saya jemput bola, sekecil apapun untung yang saya dapat, saya syukuri," ujar wanita asal Sebatu, Tegallalang, Gianyar, itu.

Rose menceritakan, waktu bekerja sebagai marketing manager di Spa, ia digaji sebesar Rp 7 juta per bulan.

Tentu rasa khawatir dan cemas sempat ia rasakan saat perusahaan tempatnya bekerja memutuskan untuk merumahkan seluruh karyawan di sana.

Hanya saja, Rose tidak diam. Ia berusaha untuk membuang rasa gengsinya dan nekat jualan buah keliling.

"Jadi jangan pernah gengsi, jangan malu, bahkan ada yang malu posting jualan di sosmed.

Apalagi disuruh keliling nganterin pesenan. Itu sih kuncinya menurut saya, ga usah malu," kata Rose.

Dengan pengalamannya ini, Rose berpesan kepada teman-temannya dan siapapun yang dirumahkan atau di PHK karena pandemi ini, agar berusaha mencari penghasilan lain dan membuang rasa gengsi.

"Jadi terlepas apapun pekerjaan yang akan mereka geluti nantinya, mau jadi petani, kurir, ojek, jual makanan, atau apapun itu ya jangan pernah gengsi," ujarnya berbagi tips. (wayan erwin widyaswara)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved