Peneliti LIPI Temukan Katak Mini Jenis Baru di Sumatera Selatan, Diberi Nama Micryletta sumatrana
Dua lokasi tersebut adalah kawasan Hutan Harapan Jambi, Sumatera Selatan serta di suaka margasatwa Gumai Pesamah, Sumatera Selatan
“Bahkan perbedaan DNA-nya sudah mencapai level beda jenis. Sehingga secara ilmiah ini dapat dipertanggungjawabkan sebagai jenis baru,” tutur Amir.
Sejauh ini, penemuan katak jenis baru asal Sumatera berhasil dilakukan karena adanya teknologi molekuler.
Teknologi molekuler memungkinkan para peneliti lebih mudah mengindetifikasi DNA katak tersebut.
“Setelah dites DNA-nya, ternyata benar beda jenis antara populasi yang ada di Sumatera bagian selatan dengan yang ada di Sumatera bagian utara,” pungkas Amir.
KATAK NYARIS PUNAH DITEMUKAN DI GUNUNG SALAK
Sementara itu, sebelumnya kodok merah yang nyaris punah juga kembali ditemukan di gunung salak pada Selasa (3/6/2020) malam.
Sebelum akhirnya ditemukan kembali, hewan tersebut sudah menghilang selama 5 tahun dari Gunung Halimun Salak.
Akun instagram resmi TNGHS @halimunsalak_np, mengabarkan hal tersebut, Kamis (5/6/2020).
Hewan langka nyaris punah yang kembali muncul itu adalah kodok merah
Kodok merah adalah satwa langka endemik pulau jawa yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Beberapa volunteer dan petugas TNGHS yang tergabung dalam tim survei keanekaragaman hayati berhasil mendokumentasikan kemunculan Kodok Merah (Leptophryne cruentata) di sisi timur Gunung Salak pada 3 Juni 2020.
Satwa yang dalam bahasa Inggris disebut bleeding toad ini memiliki karakteristik pola corak kulit tubuh berwarna merah seperti darah.
Spesies ini merupakan satu-satunya amfibi yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia.
Menurut The International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasinya di alam berada dalam kondisi kritis atau critrically endangered.
Pada lokasi yang sama "kodok berdarah" ini terakhir dijumpai pada tahun 2015, dan TNGHS terus berusaha mencari keberadaannya.
