Corona di Bali
Pariwisata Bali akan Dibuka Bertahap, Menpar Hari Ini Bertemu Gubernur Bahas New Normal di Bali
Kunker ini untuk mengecek kesiapan Bali menghadapi tatanan hidup normal baru atau new normal pariwisata yang akan dibuka secara bertahap.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Bali mulai Selasa (16/6) kemarin, hingga Rabu (18/6) besok.
Kunker ini untuk mengecek kesiapan Bali menghadapi tatanan hidup normal baru atau new normal pariwisata yang akan dibuka secara bertahap.
“Kami datang ke sini memastikan dulu persiapan, kami ingin berkoordinasi dulu dengan Pemda dan Gubernur.
Kapan waktu yang tepat, apakah masyarakat sudah siap, apakah kondisi Covid-19 nya sudah memungkinkan, lalu nantinya akan dibuka bertahap,” kata Menteri Wishnu saat mengunjungi Kawasan The Nusa Dua, Selasa (16/6) sore.
Menggunakan pesawat komersil Garuda Indonesia nomor penerbangan GA408, Wishnutama bersama rombongan tiba di Bandara Ngurah Rai pukul 13.57 Wita.
Tiba di Bandara Ngurah Rai, Wishnutama bersama rombongan Kemenparekraf langsung mensimulasikan penerapan protokol kesehatan serta berinteraksi langsung dengan para penumpang yang sedang mendapatkan pelayanan.
Wishnutama juga mengecek bagaimana flow atau alur penumpang yang tiba di terminal kedatangan domestik.
Pengecekan flow didampingi General Manager Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y Sikado, dan Kepala Otoritas Bandara Wilayah Elfi Amir.
Kepala Otoritas Bandara Wilayah Elfi Amir mengatakan Menparekraf mengapresiasi cara pengambilan bagasi di Bandara Ngurah Rai.
“Menparekraf sangat bangga dengan cara mengambil bagasi dan hanya ada satu-satunya di Bali.
Jadi staf ground handling yang mengambilkan bagasi terus kita antri pakai troli ambil masing-masing.
Beliau apresiasi hal itu karena sistem itu bisa menjaga physcal distancing,” jelas Elfi Amir.
Mengenai flow kedatangan, Menparekraf mengharapkan agar dikurangi pengecekan dokumen-dokumennya.
“Menurut Menparekraf kalau bisa aplikasi lapor diri bisa digabung,” imbuh Elfi.
Wishnutama kemudian melanjutkan kunjungan ke kawasan The Nusa Dua yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Cooperation (ITDC).
Ia melihat langsung proses pengecekan setiap orang yang masuk ke dalam kawasan di gerbang utama masuk.
Selanjutnya menuju BIMC Hospital Nusa Dua, dilanjutkan mengecek penerapan protokol kesehatan di Pantai Water Blow di dalam kawasan The Nusa Dua.
Wishnutama menilai secara protokol kesehatan, Bandara Ngurah Rai dan kawasan The Nusa Dua sudah siap menghadapi tatanan hidup normal baru atau new normal pariwisata.
“(Kawasan The Nusa Dua) so far bagus. ITDC bagus. Secara protokol sudah siap.
Tapi kan kondisi daerahnya gimana, kabupatennya gimana, dan lain sebagainya, tidak boleh separuh-separuh,” tuturnya.
Ia menambahkan, faktor kedisiplinan akan sangat menentukan dalam tatanan hidup normal baru.
“So far (soal kesiapan) sih oke. Cuma kan perlu kedisplinan. Tidak gampang juga kan mengatur kedisplinan orang, displin masyarakat dalam menjalankan (new normal) ini,” ungkapnya.
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan dalam tatanan kehidupan baru di Indonesia sangat penting. Begitu juga kondisi daerah dan perkembangan kasus Covid-19.
“Yang penting gini, pertama protokolnya dulu siap tidak diimplementasi, siap tidak diuji coba dan lain sebagainya.
Disimulasikan dulu dan sebagainya, yang terpenting lagi kondisi daerahnya.
Kondisi Covid-19 nya, jangan sampai nanti sudah dibuka malah jadi problem baru,” jelasnya.
Menteri Wishnu pun menegaskan, jika pariwisata Bali sudah dibuka, semua wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata wajib mengikuti protokol kesehatan pada era new normal.
Setelah melakukan pengecekan ke sejumlah tempat kemarin, selanjutnya hari ini, Rabu (17/6), Menparekraf akan melakukan rapat koordinasi untuk membahas kesiapan Bali menghadapi new normal di Kantor Gubernur Bali.
Rapat koordinasi ini dilakukan bersama Gubernur Bali, Wakil Gubernur Bali, manajemen ITDC, Bali Tourism Board (BTB), RSUP Sanglah, Angkasa Pura, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Denpasar, Tim Recovery Provinsi Bali, dan Kepala BI.
Thermo Gun di Museum
Selain Kementrian Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Bali juga melakukan pengecekan ke berbagai hotel dan destinasi wisata.
Pengecekan itu dilakukan guna memastikan kesiapan protokol kesehatan seandainya pariwisata Bali nantinya siap untuk dibuka.
"Ini saya sedang ngecek-ngecek ya, pergi ke hotel, pergi ke destinasi, kayak apa sih modelnya yang dia siapkan.
Kita seolah-olah berperilaku seperti turis lah datang ke daerah-daerah ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, di Kantor DPRD Bali, Selasa (16/6).
Dari berbagai hotel dan destinasi yang dirinya kunjungi, Astawa menilai persiapan protokol kesehatan sudah bagus.
Hanya saja di museum masih ada kelemahan-kelemahan tertentu yang diterapkan, terutama dalam pengecekan suhu tubuh.
"Thermo gun ini mereka yang belum dapatkan. (Mereka bertanya) di mana harus beli, di mana saya harus mendapatkan, berapa harganya," tutur Astawa.
Baginya, keberadaan alat thermo gun tersebut juga sedikit mahal karena bisa menyentuh harga Rp 1 juta lebih sehingga pihaknya berencana untuk memfasilitasi.
Kemudian untuk penerapan protokol kesehatan di hotel, Astawa menilai rata-rata sudah siap.
Sementara untuk Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) juga mengaku telah siap dengan penerapan protokol kesehatan.
Lalu kapan pariwisata Bali akan dibuka? Astawa mengaku masih belum bisa berkomentar, sebab masih menunggu arahan dari Gubernur Bali.
Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster mengaku tidak mau terburu-buru membuka pariwisata.
"Kita jangan terburu-buru terpancing dengan sodokan-sodokan agar kita ini cepat membuka pariwisata," pintanya saat rapat paripurna ke-5 masa persidangan II tahun 2020 DPRD Bali, Senin (15/6).
Pembukaan pariwisata nantinya, kata Koster, harus dilakukan sangat hati-hati dan harus dipastikan seperti apa dinamika Covid-19 di Provinsi Bali.
"Saya tidak dalam posisi untuk mengikuti keluhan sejumlah pelaku pariwisata yang ingin cepat-cepat buka," jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini.
Pihaknya meminta kepada pelaku pariwisata untuk berhati-hati, terlebih hal tersebut sudah diingatkan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Di sisi lain, negara-negara lain belum memperbolehkan warganya untuk keluar berkunjung ke negara lain.
"Singapura saja itu bulan Desember dia tidak menerima warga negara lain dan warga negaranya dilarang keluar. Jadi saya kira hampir semua negara memberlakukan hak yang sama," jelasnya.
Maka dari itu, Koster meminta kepada sejumlah pihak yang ingin mempercepat membuka pariwisata agar bersabar sehingga penanganan Covid-19 bisa berjalan dengan baik.
Pria yang sempat duduk di DPR RI ini mengaku memahami bahwa perekonomian Bali sangat tergantung dari pariwisata.
Oleh karena itu, keadaan perekonomian Bali saat ini sudah cukup berat, baik di pelaku usaha maupun tenaga kerjanya.
"Tapi ini semua tidak boleh membuat kita tergoda untuk melakukan tindakan secara cepat-cepat apalagi tidak dilakukan dengan data yang memadai," kata dia.
Koster meminta agar pihaknya diberikan waktu untuk menangani pandemi Covid-19 dengan selalu berkoordinasi bersama pemerintah pusat dan juga Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat nasional.
Upaya itu dilakukan agar Covid-19 bisa ditangani dengan baik dan tidak sampai muncul gelombang kedua. (zae/sui)