Corona di Indonesia

Gelombang PHK Diprediksi Akan Makin Masif di Kuartal II 2020 Karena Pandemi Covid-19

Menteri Ida menyatakan, sejumlah sektor industri tidak lagi operasi, sehingga banyak perusahaan kehilangan pendapatan

Editor: Eviera Paramita Sandi
Net
Ilustrasi PHK 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Pandemi virus Corona atau Covid-19 diperkirakan akan masih berimbas ke banyak sektor. 

Tak terkecuali sektor riil sebagai ekses tekanan terhadap bidang ekonomi.

Salah satu imbasnya adalah tren pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di sejumlah perusahaan yang diperkirakan akan makin meningkat.

Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi UI Harriyadin Mahardika menilai, rasionalisasi sumber daya manusia (SDM) di berbagai perusahaan akan menjadi keniscayaan karena banyak sektor usaha yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya pandemi Covid-19.

“PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada keberlangsungan bisnis jangka panjang dan efisiensi SDM ini pilihan paling logis," kata Mahardika di Jakarta, Minggu (21/6/2020).

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mengutip data Kemenaker menyatakan, hingga 27 Mei 2020, sektor formal yang dirumahkan mencapai 1.058.284 pekerja dan sebanyak 380.221 orang pekerja mengalami PHK.

Menteri Ida menyatakan, sejumlah sektor industri tidak lagi operasi, sehingga banyak perusahaan kehilangan pendapatan, sebagian tutup, artinya melakukan PHK dan merumahkan pekerja.

"Hal ini pilihan pahit perusahaan dan tentu menambah pengangguran," kata Menaker Ida Fauziyah dalam pernyataan resminya baru-baru ini.

Sejumlah perusahaan yang diketahui telah mengambil langkah PHK terhadap sebagian karyawannya antara lain Ramayana Departement Store, Indosat, Bukalapak dan juga Grab.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan perekonomian Indonesia di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8 persen.

"Kuartal 2 kita akan menghadapi tekanan yang tidak mudah. Kemungkinan kita akan dalam kondisi pertumbuhan ekonomi negatif.

Estimasi BKF 3,8 persen minus," ucap Sri Mulyani dalam Townhall Meeting virtual, Jumat (19/6/2020).

Harryadin meminta kepada pemerintah agar tanggap terhadap situasi yang memburuk ini.

“Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali dapat menyerap tenaga kerja,” jelas Harryadin.

Harryadin mengatakan, pandemi Covid-19 membuat perusahaan cenderung memperkuat bisnis intinya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved