Sembilan Sekeluarga Digigit Anjing Rabies, Satu di Antaranya Bayi Berumur 10 Bulan
Selama tiga hari anjing kecil itu mengamuk menggigit sembilan orang sekeluarga, dan belakangan diketahui rabies.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Bambang Wiyono
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Sembilan warga di Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana digigit anjing positif rabies.
Kasus ke-empat hingga Juni 2020 ini, terjadi terhadap satu keluarga yang digigit oleh anjing peliharaannya sendiri. Anjing yang mengigit terbilang masih kecil, baru berumur beberapa bulan.
Data yang dihimpun Tribun Bali, sembilan warga yang merupakan satu keluarga itu adalah pasangan suami istri Putu Agus Eka Putra (30) dan Ni Komang Ayu Mei Liarni (29).
Kemudian anak mereka, Putu Kesya Refania, usia 10 bulan.
Selanjutnya ada keluarga dari Putu Eka yang lain, yakni Komang Udiana (17), Ketut Weter (70), I Kadek Sunarma (38), serta Kadek Rizki (3).
Kemudian dua tetangga dari Putu Eka Putra, yakni Putu Dika (9) dan Puti Krisna (9).
Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Made Widarsa menyatakan, sembilan warga Desa Mendoyo Dauh Tukad itu digigit anjing positif rabies milik Putu Eka yang masih kecil.
Para korban digigit bergantian selama kurun waktu tiga hari. Dari tanggal 15 hingga 17 Juni lalu.
"Kami mendapat informasi itu langsung mengambil sampel otak anjing. Dan keluar Minggu (21/6/2020) kemarin. Nah dari hasilnya diketahui positif (rabies). Akhirnya dilakukan penindakan," ucap Widarsa saat dihubungi melalui selulernya, Senin (22/6/2020).
Menurut Widarsa, saat mengetahui hal itu, pihaknya kemudian meminta korban segera ke Puskesmas untuk dilakukan penyuntikan VAR (Vaksin Anti Rabies) untuk menghindari risiko buruk akibat gigitan anjing.
Untuk tracing ke anjing lainnya, pihaknya mendapati enam ekor yang disinyalir melakukan kontak dengan anjing positif rabies tersebut.
"Akhirnya setelah tahu, ada enam (ekor anjing) yang kami eliminasi," ungkapnya.
Korban yang juga pemilik anjing, Putu Agus Eka Saputra menuturkan, anjing kecil miliknya diketahui sempat bertengkar dengan anjing liar.
Pertengkaran itu dia ketahui sepekan sebelum anjingnya mengigit anggota keluarga. Anjing miliknya menunjukkan prilaku aneh.
Setiap orang yang mendekati langsung digigit. Entah di bagian kaki atau tangannya.
"Jadi ada satu keluarga dan tetangga yang di depan digigit di bagian kaki. Soalnya anjingnya masih kecil jadi diajak main. Anak saya umur 10 bulan juga digigit di bagian tangan. sudah dapat penanganan semua di Puskesmas," pungkasnya.
101 Ekor Anjing Divaksin
Hingga pertengahan Juni 2020, ada tiga kasus gigitan anjing positif rabies terjadi di Jembrana.
Kasus ke-empat yang teranyar terjadi di kawasan zona merah rabies, yakni Desa Mendoyo Dauh Tukad.
Terhitung sudah dua kali kasus gigitan anjing rabies di Mendoyo Dauh Tukad.
Sedangkan dua daerah lainnya ialah Desa Sangkaragung Kecamatan Jembrana dan Desa Tuwed Kecamatan Melaya.
Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Made Widarsa mengatakan, penanganan di daerah zona merah sudah dilakukan.
Yakni dengan melakukan vaksinasi, menghindarkan anjing dari penyakit rabies. Anjing anjing milik warga, sekitar 101 ekor divaksin oleh petugas Keswan Kesmavet.
"Ada sekitar 101 yang kami vaksin. Untuk eliminasi ada enam, itu pun di Desa Mendoyo Dauh Tukad karena ketika ada kabar positif kami langsung bergerak melakukan eliminasi," ucapnya, Senin (22/6/2020).
Widarsa mengaku, vaksinasi merupakan langkah dalam menetralisir bahaya rabies di kawasan zona merah. Hal itu dilakukan secara berkala.
Termasuk saat ini, ketika masih dibayangi pandemi Covid- 19.
"Vaksin adalah bagian dari menghindarkan daerah zona merah untuk kejadian berikutnya," jelasnya.
Terkait ketersediaan vaksin, sambungnya, masih memadai. Beberapa waktu lalu, mendapat droping dari Pemprov 20.000 vaksin untuk HPR (Hewan Penular Rabies).
"Kami terapkan protokol kesehatan penanganan Covid ketika melakukan vaksinasi," ungkapnya.
Termasuk vaksinasi massal pada Senin (22/6/2020) di Tuwed dan Mendoyo Dauh Tukad.
Setelah itu baru ke Sangkaragung, dan menyusul ke zona merah lainnya.
"Untuk vaksin di Mendoyo ini masih akan kami lakukan hingga sepekan ke depan," tegasnya. (*)